Surabaya,(DOC) – Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada tahun 2020 mendatang akan menjadi tantangan berat, lantaran masih banyaknya upaya yang harus dikerjakan.
Meskipun disepanjang tahun 2019, Jawa Timur masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,52 persen hingga triwulan ketiga.
Data dari Pemprov Jatim pertumbuhan ekonomi yang mengalami penuruan ditahun 2019 ini yaitu dari sektor perdagangan dari 6,29 persen menjadi 6,4 persen.
Kemudian kontribusi di sektor industri pengolahan yang juga mengalami pelemahan dari 7,55 persen menjadi 6,8 persen.
“Pelambatan pertumbuhan ekonomi bukan hanya terjadi secara regional tapi hingga nasional. Hal ini menjadi PR bagi Pemprov Jatim untuk menggairahkan ekonomi di tengah tantangan berat tahun depan,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Ditahun 2020 mendatang, Khofifah berharap adanya penguatan terhadap produktifitas UMKM dan membangun korelasi antar daerah dan antar provinsi.
“Khususnya 16 provinsi di Indonesia di beberapa sektor yang bergantung pada Jawa Timur,” tambahnya.
Mantan Menteri Sosial ini juga menambahkan, prioritas target di tahun 2020 mendatang, yaitu melakukan cipta lapangan kerja.
“Pemprov telah menentukan target realisasi dalam big data yang akan mendukung Jatim memasuki era revolusi industry 4.0 dengan cipta lapangan kerja,” katanya.
Ia mengakui, setiap tahun tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim tumbuh sekitar 800 ribu jiwa.
Untuk itu program dari double track SMA/MA/ One Product One Pesantren/ serta Milenial Job Centre diharapkan bisa menampung lapangan kerja bagi masyarakat Jawa Timur.
“Pengangguran meningkat sekitar 600 ribu pertahun. Program-program itu harus mampu mengurangi angka pengangguran.Optimis langkah ini akan menjadi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan untuk mendongkrak sektor perekonomian di Jatim tetap stabil,” pungkasnya.(div)