Surabaya,(DOC) – Tahapan pendaftaran calon pada Pilkada Surabaya 2020 semakin dekat. Delapan partai pengusung bakal calon wali kota (bacawali) Machfud Arifin dituntut mengajukan bakal calon wali kota (bacawawali).
Untuk memilih wakilnya, MA menggodok secara matang dengan pimpinan parpol pengusung.
Meski demikian, siapapun yang dipilih nanti sepenuhnya diserahkan ke MA. Mantan Kapolda Jatim ini memang punya
hak prerogatif untuk menentukan calon pendampingnya, termasuk memilih wakilnya dari luar partai atau kalangan birokrasi.
Ketika dikonfirmasi soal sosok calon wakilnya, MA selalu berkelit dan menyampaikan pada saatnya nanti pasti akan diumumkan.
Tapi MA selalu menegaskan, bahwa calon wakilnya nanti harus mampu mendulang suara untuk meraih kemenangan, bukan malah nggandoli atau membebaninya
“Siapapun pastinya yang saya tunggu wakil wali kota nanti harus sama-sama mendulung suara, bukan membebani saya. Jika saya terpilih menjadi wali kota harus sama-sama satu tujuan, yakni membuat loncatan- loncatan membangun Kota Surabaya lebih maju dan rakyatnya tambah sejahtera. Itu saja, “ujar MA.
Bahkan, ketika ditanya sosok gambaran calon pendampingny pun MA masih menyimpan rapat- rapat.” Rahasia, ” jawab dia singkat.
Mungkin itu bagian dari strategi untuk memenangkan Pilkada Surabaya, sekaligus mengakhiri dominasi PDI-P yang sudah memenangkan Pilkada Surabaya tiga kali berturut-turut sejak 2005.
Sementara partai pengusung telah menyerahkan nama-nama calon wakil kepada MA. Di antaranya ada nama Gus Hans dan Gamal Albinsaid yang diusulkan Gerindra, Arif Fathoni dan Gus Hans (Golkar), Siti Anggraenie Hapsari dan M Machmud (Demokrat), Reni Astuti dan Ackhmad Suyanto (PKS), Vinsensius Awey (NasDem), Lia Istifhama, Buchori Imron, (PPP) dan lain sebagainya. Apakah MA akan memilih wakilnya dari nama-nama tersebut, atau justru mengambil dari luar?
Dari informasi yang digali, ada kemungkinan MA akan memilih wakilnya dari kalangan birokrasi. Dan itu tertuju pada satu nama, yakni Hendro Gunawan, yang posisinya di Pemkot Surabaya cukup strategis, yakni Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya.
Di kalangan Pemkot Surabaya, Hendro Gunawan memang dikenal lebih banyak bekerja dalam diam.
Padahal Hendro Gunawan yang lulusan Erasmus University Netherlands ini ahli penataan perkotaan dan drainase. Pemikiran Hendro di antaranya melahirkan pembangunan box culvert Jalan A Yani dan empat bozem serta mechanical screen di rumah pompa.
Hendro memang bisa menjadi tim yang solid dalam pemkot. Bisa menerjemahkan Wali Kota Tri Rismaharini dalam percepatan pembangunan Surabaya. “Dari sejumlah calon wakil yang disodorkan parpol pengusung, kemungkinannya kecil dipilih pak MA. Yang berpeluang justru dari birokrat, yakni Hendro Gunawan,” ujar sebuah sumber.
Lantas bagaimana tanggapan partai pengusung MA adanya isu seperti itu? Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya BF Sutadi enggan memberikan komentar terkait kemungkinan MA memilih wakilnya dari luar, khususnya Hendro Gunawan. “Ya, saya tidak mau berandai-andai mas. Kita tunggu saja,”tandas dia.
Sementara Sekretaris DPD PAN Surabaya, Endras Heru Sulistyono menuturkan meski MA punya hak prerogatif untuk memilih wakilnya, tapi dirinya yakin partai pengusung pasti dilibatkan atau diajak bicara untuk kepentingan yang lebih besar.” Karena koalisi ini koalisi besar, maka butuh tenaga besar, pikiran besar,” ungkap dia.
Heru mengaku, dirinya tidak begitu kenal dekat dengan Hendro Gunawan. Jadi, belum tahu secara detail dan menyeluruh soal Sekkota Surabaya tersebut.
” Jika toh pak MA memilih pak Hendro sebagai wakilnya, ya harus secepatnya dikenalkan kepada partai pengusung agar bisa lebih tahu apakah sosok pak Hendro ini kapabel, kredibel, integritas, dan lain- lain. Sebab, jika sampai salah pilih bisa bahaya, “ungkap dia sambil tertawa.
Lebih jauh, dia menandaskan, siapapun yang dipilih, pak MA pasti berkoordinasi dengan partai pengusung.”Sebab koalisi besar ini tidak berdiam diri dalam menjadikan pak MA sebagai Wali Kota Surabaya, “pungkas dia.(dhi)