D-ONENEWS.COM

DKPP Terjunkan Tim, Cek Kesehatan Hewan Kurban Ante dan Post Mortem dari PMK

Surabaya,(DOC) – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Surabaya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang di sembelih di luar Rumah Potong Hewan (RPH) Ruminansa. Pemeriksaan berlangsung sebelum (ante mortem) dan setelah (post mortem) penyembelihan.

Masjid  AL-Mukminun yang berlokasi di Jalan Nginden permata GG. 1/24, Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo yang di periksa oleh DKPP kota Surabaya, Sabtu(9/7/2022).

Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, pemeriksaan hewan kurban di Masjid AL-Mukminun, dalam kondisi sehat.

“Sebelum dan setelah penyembelihan hewan kurban di Masjid  AL-Mukminun dalam kondisi sehat. Saat pemeriksaan pada jeroan (hati dan paru-paru) kondisinya juga sehat,” ungkap Antiek.

Antiek menambahkan, DKPP juga menerjunkan seluruh petugas veteriner untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di 31 kecamatan se-Kota Surabaya.

Ia menjelaskan, bahwa kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan kurban ini rutin tiap tahun, saat peringatan Hari Raya Idul Adha.

Kali ini, dalam situasi wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pihaknya terus berupaya mengantisipasi penyebaran wabah PMK tersebut dengan memastikan keamanan selama pelaksanaan penyembelihan hewan kurban.

“Kegiatan pemeriksaan hewan kurban ante dan post mortem penyembelihan ini akan terus di gelar hingga 13 Juli 2022. Biar warga aman ketika mengkonsumsi daging kurban,” paparnya.

Apabila terdapat hewan yang terjangkit PMK, sambung Antiek, pihaknya akan menjalankan prosedur penanganan agar virus tak menyebar ke ternak lainnya.

Seperti menyembelih terpisah untuk ternak bergejala PMK yang masih memenuhi syarat sah sebagai hewan kurban. Bisa juga di sembelih paling terakhir, setelah semua hewan kurban terpotong.

Kemudian bagian kepala, jeroan, kaki, ekor/buntut dan tulang di musnahkan dengan prosedur disinfeksi atau di rebus dalam air mendidih minimal 30 menit.

“Semua harus dilakukan disinfektan, termasuk peralatan yang di gunakan untuk menyembelih, karena panitia penyembelihan wajib menjaga kebersihan. Selain itu, tempat pembuangan limbah juga di lakukan pembersihan dengan menggunakan disinfektan,” ujar dia.

Sedangkan untuk tata cara pemotongan hewan kurban di Masjid  AL-Mukminun, Antiek menjelaskan bahwa telah sesuai dengan pedoman pemotongan hewan kurban dalam situasi wabah PMK. Sebab, pengelola masjid telah memiliki tempat pembuangan limbah sendiri.

“Proses di sini cukup bagus, memiliki tempat pembuangan limbah, serta proses penangannya sesuai dengan kententuan yang berlaku. Bahkan, pembungkusan daging, sudah tidak menggunakan kantong plastik, panitia menggunakan besek atau keranjang anyaman,” jelas dia.

Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa terkait hewan ternak yang masuk dalam kategori suspek PMK, telah di uji laboratorium. Namun, waktu untuk menunggu hasil uji tersebut cukup lama. Sebab, pihaknya juga harus memisahkan hewan ternak tersebut untuk dilakukan isolasi dan pemberian pengobatan serta vitamin.

“Untuk uji laboratorium sejak satu pekan menjelang Idul Adha belum di lakukan. Tapi saat awal PMK, ada 34 hewan ternak yang positif dan sudah ada penanganan. Alhamdulilah sudah sembuh semuanya,” terang dia.

Sementara itu, Dokter hewan DKPP Kota Surabaya Rizal Maulana Ishaq mengatakan, bahwa pemeriksaan ante mortem adalah memeriksa kesehatan hewan sebelum di sembelih. Terutama, dalam musim wabah PMK ini di fokuskan pada daerah mulut, apakah ada sariawan atau tidak. Jika tidak maka di pastikan hewan tersebut sehat.

“Lalu berganti ke daerah kaki. Kemudian kami menunggu proses penyembelihan selesai (post mortem). Kami mengecek isi jeroannya, karena PMK terdapat efek atau luka di bagian jantung, paru-paru dan hati. Insyaallah sapi dan kambing Masjid AL-Mukminun yang akan di edarkan adalah daging aman dan sehat,” jelas dia.

Selain itu, terkait dengan sumur resapan atau tempat pembuangan limbah penyembelihan hewan kurban, DKPP Kota Surabaya terus memberikan pendampingan kepada pengelola masjid di Kota Pahlawan mengenai proses kebersihan setelah proses penyembelihan kurban.

“Dari DKPP Kota Surabaya menyarankan sesuai arahan dari Kementerian Pertanian RI, untuk limbah dari hewan kurban ini harus di kubur dan tidak boleh di buang langsung ke sungai atau ke selokan. Alhamdulillah Masjid AL-Mukminun sudah melakukannya,” terang dia.

Di temui di lokasi yang sama, Takmir Masjid AL-Mukminun Kota Surabaya Arif Yudiana mengatakan terdapat 8 ekor sapi dan 7 ekor kambing yang di lakukan penyembelihan, sedangkan 1 ekor sapi lainnya akan di sembelih pada keesokan harinya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Surabaya melalui DKPP Kota Surabaya yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban.

“Kehadiran beliau sangat tepat waktu, kami berterima kasih dengan adanya tim kesehatan hewan, akhirnya kami bisa memenuhi standar tata cara pemotongan hewan kurban,” kata dia.

Sebelum pelaksanaan pemotongan hewan kurban, panitia Masjid AL-Mukminun telah memastikan kebersihan tempat dan di lingkungan tempat pemotongan hewan kurban. Serta, melakukan disinfeksi terhadap kendaraan pengangkut hewan saat kedatangan dan sebelum meninggalkan tempat pemotongan hewan kurban.

“Kami juga melakukan sterilisasi saat kedatangan kendaraan pengangkut, bak pengangkut dan hewan. Kemudian, disinfeksi saat meninggalkan tempat pemotongan hewan kurban di lakukan pada seluruh bagian kendaraan,” ujar dia.

Ia menambahkan, bahwa DKPP Kota Surabaya terus melakukan pendampingan mengenai tata cara penyembelihan yang memenuhi standar kebersihan. Sumur resapan yang di miliki oleh Masjid AL-Mukminun telah di buat, sebelum situasi wabah PMK merebak.

“Kami memiliki sumur yang di isi oleh anti bakteri, setelah penyembelihan semua kotoran itu di masukan sumur resapan. Sumur itu memiliki kedalaman 4 meter,” pungkasnya.(hm/r7)

Loading...

baca juga