Surabaya, (DOC) – Muaythai Jawa Timur memastikan mereka juara umum di Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (BK PON) XXI, setelah meraih 7 medali emas dan lebih unggul dari daerah lainnya.
Pertandingan yang digelar di Gelora Pancasila Surabaya berakhir hari Sabtu, 26 Agustus 2023, dan ditutup langsung oleh Menpora RI, Dito Ariotedjo. Jatim menasbihkan diri menjadi juara umum, setelah mereka unggul sekeping medali emas dari Jawa Barat, yakni 7 medali emas, dan Jabar di posisi kedua dengan 6 medali emas.
“Persiapan kami memang masih di bawah Jabar, karena kepengurusan Muay Thai kami baru solid setahun terakhir. Sementara Jabar sudah memiliki persiapan panjang, terhitung sejak sebelum PON Papua,” ujar Baso Juherman.
Total, Muaythai Jatim mengoleksi 7 medali emas, 9 perak dan 3 perunggu. Sebanyak tujuh medali emas Jatim disumbangkan dari empat nomor seni dan tiga nomor fight. Sementara Jabar yang berada di peringkat kedua mengantongi 6 medali emas, 7 perak dan 3 perunggu. Di peringkat ketiga ada Banten dengan 2 medali emas, 1 perak dan 4 perunggu.
“Alhamdulillah, kita bisa menjadi juara umum. Ini berkat kerja keras semua elemen, mulai atlet, pelatih, ofisial dan pengurus yang selama ini tidak kenal lelah memacu prestasi anak-anak,” ungkap Baso.
Meski tampil sebagai juara umum, ia meminta para atlet Jatim tak cepat puas dan terus memacu diri. Karena persaingan di PON akan lebih berat lantaran semua provinsi akan mempersiapkan diri lebih matang.
“Kami tidak boleh terlena, ini baru awal. Kompetisi sesungguhnya ada di PON XXI Aceh-Sumut mendatang. Atlet-atlet Jatim harus berlatih lebih keras agar bisa meraih prestasi lebih baik di PON nanti,” jelasnya.
Ia berharap, di sisa waktu sebelum pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 mendatang, atlet Muay Thai Jatim khususnya di nomor fight berlatih lebih optimal. Sebab, mengaca pada hasil final Muaythai BK PON XXI Aceh-Sumut 2024, di mana Jatim yang meloloskan 12 atlet ke final, hanya tiga nomor yang sukses menghasilkan medali emas.
“Artinya, kekuatan kita masih dominan di nomor seni. Kita tidak boleh bergantung pada nomor yang tingkat sujektivitasnya tinggi. Karena itu, hasil di BK PON kali ini akan kami jadikan evaluasi untuk memperbaiki performa atlet,” tandas Baso. (ang)