Surabaya,(DOC) – Beasiswa untuk pelajar SMA/SMK sederajat se-Surabaya telah terdaftar 1.421 peserta baru. Jumlah tersebut masih jauh dari kuota beasiswa Pemuda Tangguh yang di sediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni sebanyak 13.416 siswa.
Hal ini terungkap saat rapat dengar pendapat (hearing) di Komisi D DPRD kota bersama Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (DKKORP), Wiwiek Widayanti dan Bagian Hukum Pemkot Surabaya, Rabu(3/8/2022).
Dalam hearing tersebut, Komisi D meminta program beasiswa Pemuda Tangguh terus di genjot agar peminatnya bisa mencapai kuota. Termasuk penyelesaian seragam sekolah.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Ajeng Wira Wati menyatakan, dari awal pihaknya sudah memastikan sinergi khusus antara Pemkot Surabaya dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
DKKORP saat hearing telah menyampaikan sudah berkoordinasi dengan MKKS maupun SMA/SMK sederajat agar seluruhnya bisa terkumpul datanya.
“Baik data yang sekolah di Surabaya dan yang dalam kondisi MBR. Jika data sudah terkumpul koordinasi dengan data Dinsos yang terbaru. Harapannya kita dinas bisa aktif. Kalau lewat medsos saja pasif. Saran kita supaya lebih menarik data, mensinkronkan, tinggal menambahkan data seragam. Sehingga bisa cepat terdistribusikan,” ungkap Ajeng.
Politisi partai Gerindra Surabaya ini, juga meminta dinas pro aktif berkomunikasi dengan MKKS SMA SMK sederajat, untuk memastikan data penerima beasiswa di sinkronkan ke dinas sosial supaya tidak ada yang double.
“Biar tidak double Bansos PIP dari Pemerintah Pusat. Komisi D juga sepakat membuka pendaftaran gelombang kedua pada minggu depan. Ini mengakomodir permasalahan MBR yang belum terdaftar di data Dinsos bisa tetap memanfaatkan program baeasiswa ini.
Caranya melapor data siswa lewat website besmart.surabaya.go.id,” terang Ajeng.
Ia menjelaskan, selama ini masyarakat menganggap beasiswa Pemuda Tangguh hanya di peruntukkan kepada para siswa yang berprestasi saja. Padahal siswa MBR juga bisa mengajukan beasiswa ini.
“Ada rencana revisi Perwali persyaratan MBR yang sebelumnya tercantum hanya di Juknis, supaya memasifkan sosialisasi penerima Beasiswa. Hal ini seperti yang saya utarakan di awal yaitu pencantuman persyaratan MBR di aturan Perwali. Agar masyarakat tidak bingung dan tidak pesismis, di kira beasiswa ini hanya untuk yang prestasi saja,” urai Ajeng.
Sementara mengenai segaram sekolah juga masih di koordinasikan. Ajeng menyatakan, dalam pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres), harus mensukseskan UMKM. Dan UMKM Surabaya sudah siap membuat seragam dan sepatu. Hanya saja nominal biaya pembelian di rasa cukup besar. Yakni satu siswa di hitung Rp 1 juta. Anggaran di minta untuk terus di pantau karena rawan.
“Karena dananya cukup besar jadi kita memastikan dinas berhati-hati. Waspada dan juga mengkonsultasikan ke pihak jajaran samping bagaimana menata keuangan ini agar tidak sampai ada kebocoran atau salah sasaran atau salah proses pembelian,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala DKKORP Surabaya Wiwiek Widayanti mengatakan, untuk memenuhi kekurangan kuota, dinas akan membuka pendaftaran gelombang kedua pekan depan.
“Hari ini ketemu angka 1.421, tapi itu kan gelombang pertama nanti akan ada gelombang berikutnya. Kenapa kok tidak memenuhi kuota. Karena pada saat tanggal 18-30 Juli adik-adik posisi sedang di rumah. Artinya proses sekolah sedang libur. Makanya akan ada gelombang kedua, kan sudah masuk sekolah,” kata Wiwiek saat hearing di komisi D DPRD kota Surabaya.
Kemudian mengenai anggaran seragam putih abu-abu, seragam pramuka dan sepatu per siswa di hitung Rp 1 juta. Uang seragam itu diluar beasiswa untuk pendidikan sebesar Rp 200 ribu. Namun hingga saat ini, anggarannya masih belum di cairkan.
“Bantuan biaya pendidikan, pemanfaatannya di gunakan untuk beli baju atau untuk menunjang pendidikan anak,” tutupnya.(r7)