D-ONENEWS.COM

Perlu Payung Kecil Untuk Stimuli Warga Manfaatkan Pedestrian

Foto ; Reni Astuti di Pedestrian

Surabaya,(DOC) – Pedestrian yang dibangun apik oleh Pemkot Surabaya masih belum dimanfaatkan maksimal oleh sebagian besar masyarakat, khususnya di pagi hingga siang hari.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti mengatakan, terik matahari yang cukup panas di pagi dan siang hari, merupakan faktor utama warga kota Surabaya tak memanfaatkan jalur pejalan kaki itu.

Reni yang mencoba berjalan kaki mulai dari RSUD Soewandhi jalan Tambakrejo hingga ke gedung DPRD jalan Yos Sudarso, Jumat(20/9/2019) pagi merakan ketidaknyamanan tersebut.

“Biasanya setiap Jumat saya sepedaan dari rumah ke kantor. Tapi karena saya harus ke rumah sakit dulu maka saya putuskan untuk berjalan kaki dari RSUD Soewandhi ke kantor yang jaraknya lumayan 2,86 kilometer. Saya berjalan sekitar jam 10.00 Wib pagi dan panasnya luar biasa,” ungkap politisi perempuan asal PKS ini, Senin(23/9/2019).

Faktor lain yang menyebabkan jalur pedestrian kurang di minati warga, kata Reni, yakni karena belum nyambung secara keseluruhan.

Ia menjelaskan, di sepanjang jalan Tambaksari, jalur pedestrian terputus. Kemudian dijalan Kusuma Bangsa sebagian masih belum ada dan nyambung lagi ke Jalan Pacar dan Jaksa Agung Suprapto.

“Ya memang semua nyambung biar para pejalan kaki nyaman. Belum lagi zebra cross yang juga belum dipahami oleh pengguna jalan. Harus hati-hati kalau mau nyebrang, karena pengendara banter – banter, meski kita di tempat penyebrangan,” katanya.

Untuk memberikan stimulan kepada masyarakat agar memanfaatkan jalur pedestrian, lanjut Reni, Pemkot Surabaya harus menyediakan payung kecil untuk dipinjam pakai kan ke para pengguna jalan.

Jalur pedestrian yang bisa dipakai contoh untuk penyediaan payung kecil yaitu di sekitar Balai Kota Surabaya, Walikota Mustajab dan Jaksa Agung Suprapto serta Sedap Malam. Mengingat menunggu rindangnya pohon di jalur pedestrian sebagai upaya mengurangi terik matahari, dianggap sangatlah lama.

“Jalur pedestrian yang sudah tertata rapi di pusat kota sekitar Balaikota. Mungkin awal disitu dulu disediakan payung kecil. Nanti saya yakin kalau warga sudah merasakan nikmatnya, nanti akan memvawa sendiri. Jadi dengan begini kita tidak dipusingkan atas tuntutan masyarakat akan hadirnya transportasi massal cepat untuk mengurai kemacetan,” pungkasnya.

Sementara itu terpisah, Wali Kota Tri Rismaharini, menganggap usulan itu masih kurang tepat. Meskipun Pemkot setuju dengan saran pemanfaatan jalur pedestrian oleh warga dengan mengurangi kendala utama yakni terik matahari.

“Agar rindang kita tetap tanam pohon. Kita sudah datangkan pohon-pohon besar yang siap tanam di sepanjang jalur pedestrian,” ucapnya.

Mengenai jalur pedestrian yang harus tersambung, kata Risma, hal itu brgantung pada lahan yang tersedia di masing-masing badan jalan.

“Selama ini kita membangun pedestrian diatas saluran, fungsinya sekaligus menanggulangi banjir. Jadi kalau yang belum ada jalurnya, itu m kita masih mencari alternatif lahannya. Ya gak mungkin Pemkot membebaskan lahan semuanya,” tandasnya.(robby)

Loading...

baca juga