D-ONENEWS.COM

Warga Ketandan Keluhkan Suara Bising Live Music, Komisi A Warning Manajemen Hotel Double Tree

Surabaya,(DOC) – Suara live music dari ruang terbuka di lantai lima Hotel Double Tree Jalan Tunjungan 12, menimbulkan suara bising. Bahkan, suara gaduh tersebut terdengar sampai ke perkampungan sekitar
dan mengganggu ketenteraman warga RW 04 Ketandan, Kelurahan/Kecamatan Genteng.

Karena itu, warga RW 04 Ketandan melaporkan kasus ini ke Komisi A (Bidang Hukum dan Pemerintahan) DPRD Kota Surabaya.

Ketua RW 04 Ketandan Indra Bagus Sasmito dalam hearing di Komisi A bersama manajemen Hotel Double Tree dan Dinas Pariwisata Surabaya, Kamis(18/11/2021) mengatakan, jika kasus ini sudah dihearingkan dua kali ini. Sebelumnya, pernah di Komisi B pada Mei lalu.

Menurut dia, sebelumnya pihaknya melakukan pendekatan persuasif melalui pemangku wilayah kelurahan, dalam arti untuk koordinasi. Dari koordinasi dengan lurah dan camat ada sejumlah rekomendasi dimunculkan. Yakni, suara tidak akan keluar dan menganggu aktivitas warga

Tapi kenyataannya, rekomendasi yang telah disepakati diabaikan pihak hotel. Bahkan, sudah lewat enam bulan ini pihak hotel tidak melakukan upaya perbaikan signifikan sesuai permintaan warga. “Setiap kita komplain, manajemen hotel selalu bilang akan menurunkan tim dan melakukan pembenahan. Tapi faktanya kebisingan masih terjadi. Bahkan, puncaknya terjadi Kamis (11/11/2021), volume dari live music terdengar keras hingga dua kali dari awal dulu,” ujar dia.

Menurut Indra, tuntutan warga tidak muluk-muluk, hanya minta jangan ada suara yang keluar, apalagi menganggu ketenteraman dan kenyamanan warga.

“Kami tak mau tahu, apakah mereka di dalam jingkrak-jingkrak atau apa, itu terserah. Yang penting suara jangan keluar dan mengganggu aktivitas warga sekitar, “tegas dia.

Di kampung yang masih memegang teguh kearifan lokal tersebut, lanjut Indra, penghuninya mayoritas muslim. Ada kiai, habib, ustaz dan lain-lain. Karena itu, jika manajemen Hotel Double Tree tetap mokong, maka warga tak segan- segan melakukan sweeping.

Sementara Lintang, Manajer Personalia Hotel Double Tree, beralasan live music tersebut bukan reguler, tapi tamu dari luar menyewa di ruang terbuka. “Kami sudah sampaikan agar mengurangi volumenya. Vendor sound system tersebut sewa dari luar,” elak dia.

Atas kejadian ini, lanjut dia, pihaknya akan melakukan perbaikan.”Kami segera berkoordinasi untuk melakukan langkah-langkah antisipasi,” pungkas dia

Menanggapi keluhan warga, Ketua Komisi DPRD Kota Surabaya, Pertiwi Ayu Krishna, memberi warning kepada pihak manajemen hotel bintang lima tersebut agar segera merespons keluhan warga Ketandan. Selain itu, jangan mengadakan perayaan insidentil apapu n di luar ruangan atau tempat terbuka di hotel yang akhirnya mengakibatkan suara gaduh. Apalagi suaranya sampai ke perkampungan, khususnya di RW 04 Ketandan.

“Komisi A belum mengeluarkan rekomendasi apapun, tapi kami memberika warning (peringatan) pihak hotel. Jika masih mokong. Ya, kami akan mengeluarkan rekomendasi bantuan penertiban (bantip) Satpol PP untuk menyegel tempat live music tersebut, ” jelas dia.

Politisi perempuan Partai Golkar ini menjelaskan, berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021, hotel bintang empat ke atas kewenangannya ada Pemprov Jatim. Namun, hotel tersebut dibangun sejak 2018.

Menurut Ayu, izin hotel tersebut dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya. Kalau ada hal-hal semacam ini tentunya yang terdampak adalah warga Surabaya, khususnya di RW 04 Ketandan.

Apalagi, kampung tersebut penghuninya adalah mayoritas muslim yang pada malam hari biasanya mengadakan pengajian. Untuk itu, Ayu berharap manajemen Hotel Double Tree punya tepo seliro. ” Paling tidak mengantisipasinya dengan tidak menggelar live music di tempat terbuka, sehingga tak terdengar suara bising,”ucap dia.

Anggota Komisi A lainnya, Imam Syafi’i menambahkan amdal itu evaluasinya setiap enam bulan. “Atas keluhan warga terdampak suara bising ini, kami bisa melakukan evaluasi untuk tak terbitkan amdal. Ini jangan diremehkan,”tandas Imam.

Mantan jurnalis ini melihat jika hunian Hotel Double Tree makin ramai. Tapi jangan mengorbankan warga. ” Samator dan JW Marriott itu ada tempat terbukanya, tapi tak sampai merugikan warga. Solusi terbaik, ya live music-nya pindah ke indoor, ” tutur Imam. (dhi/r7)

Loading...

baca juga