Surabaya,(DOC) – Sebagai partai yang berbasis anak muda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat ini memiliki 4 kursi di DPRD Kota Surabaya. Seluruh kader PSI pun berkomitmen untuk meningkatkan perolehan kursi pada Pileg 2024. “Target kami merebut 15 kursi,”ujar
Wakil Sekretaris DPD Partai PSI Kota Surabaya, Andre Setiawan, Jumat (25/6/2021).
Apa yakin target tersebut terealisasi? Andre menyatakan partainya akan berjuang keras untuk memenuhi target 15 kursi tersebut. “Insya Allah. Kalau kita benar-benar kerja untuk rakyat, maka usaha-usaha yang kita lakukan tidak akan sia-sia,” tandas dia.
Lebih jauh, Andre menegaskan, perjuangan PSI untuk melayani rakyat sampai kapanpun tidak akan kendor. Tidak hanya untuk kepentingan Pemilu 2024, tapi untuk selamanya. Jadi, ini sudah menjadi komitmen PSI, yakni berjuang untuk rakyat.
Untuk itu, berbagai program kemasyarakatan telah dicanangkan. Di antaranya peluncuran program Rice Box atau pembagian nasi kotak secara gratis bagi warga kurang mampu.
Menurut Andre, program ini tidak hanya slogan, tapi sudah menjadi komitmen PSI untuk membantu meringankan beban masyarakat selama masa pandemi Covid-19, khususnya bagi warga yang kurang mampu, warga di pinggiran, atau warga yang tinggal di bantaran sungai.
Dalam kondisi normal, tidak ada Covid-19, setiap hari dibagikan 1.000 nasi kotak. Namun sejak pandemi Covid-19, kegiatan bagi-bagi nasi kotak dikurangi volumenya. Sebelumnya sudah ada 50 titik wilayah di Surabaya yang sudah dibagikan nasi kotak atau total 5.000 nasi kotak. Pembagian ini juga melibatkan DPC-DPC dan elemen partai lainnya.
“Jadi selama pandemi kami hanya membagikan 100 nasi kotak setiap harinya, kita menjaga protokol kesehatan (prokes) dan mematuhi aturan penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM) Mikro. Kami senang karena antusias masyarakat cukup tinggi menyambut program ini, ” jelas dia.
Lebih jauh, Andre menuturkan program Rice Box ini memiliki dua sisi. Selain membantu meringankan kebutuhan pokok masyarakat, juga untuk memberdayakan pelaku usaha kecil atau UMKM.
Maka dari itu, pihaknya tidak menggandeng restoran atau rumah makan besar. Nasi kotak tersebut justru dipesan dari warung-warung kecil dan dilakukan secara bergiliran. Dengan begitu, roda perekonomian bisa bergerak.
“Kita tidak hanya meringankan beban orang kurang mampu saja, tapi bisa membantu bisnis Food and Bavarage (F and B) dengan kerja sama warung-warung. Kita tahu UMKM bisa menopang mayoritas perekonomian Surabaya,” tutur dia.
Ditanya soal anggaran program Rice Box, Andre menyatakan bahwa anggaran untuk program ini full
dari donatur. Selain dari eksternal juga dari anggota DPRD Kota Surabaya dan juga semua elemen. “Jadi anggarannya hasil gotong royong,” pungkas dia.(dhi/r7)