Surabaya,(DOC) – Meski kasus Covid-19 di Surabaya sudah menurun, bahkan masuk PPKM level 2, namun masyarakat harus menghindari euforia yang berlebihan. Harus disadari Covid-19 belum selesai, masih ada varian Delta.
Hal ini disampaikan anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael Menurut dia, penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat harus tetap dilakukan.
“Saya kira ini PR kita bersama. Apapun upaya Pemkot Surabaya akan sia-sia bila tidak ada peran aktif masyarakat, ” ujar dia, Rabu (8/9/2021).
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyatakan, walaupun Surabaya sudah level 2, penerapan prokes ketat harus dilakukan seolah-olah tetap berada di level 4. Apalagi, Presiden Jokowi menyatakan virus Covid-19 tidak akan hilang. Namun, bisa dikendalikan.
“Intinya jangan lengah, tetap waspada dan terapkan prokes. Termasuk 3T (testing, tracing, dan treatment) dan 5 M (memakai masker,
mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi),” ungkap dia.
Memang, turunnya kasus Covid-19 ini ditengarai banyak warga Surabaya yang mengabaikan prokes. Banyak warga di jalanan, terutama di kampung-kampung yang tidak lagi memakai masker ketika keluar rumah atau mengendarai motor. Karena itu, Satgas Covid-19 Kota Surabaya wajib melakukan razia secara rutin.
Bagi pelanggar prokes, apa perlu dijatuhi sanksi tegas? Josiah menegaskan, sangat perlu, mengingat di beberapa daerah di luar Surabaya masih masuk PPKM zona 4. “Jangan sampai karena mobilisasi manusia dari daerah tersebut kemudian membawa virus ke Surabaya, sehingga masyarakat kita tertular, ” ungkap dia.
Yang Josiah sayangkan banyak masyarakat yang sudah vaksin merasa dirinya kebal, sehingga abai prokes. “Meski kita sudah divaksin, bahkan sampai dosis dua, tidak bisa menjadi jaminan kita tak bisa tertular Covid-19. Kuncinya, tetap jaga prokes,”pungkas dia.(av/dhi)