D-ONENEWS.COM

Komisi D Soroti Perluasan Bangunan SMPN 29 Surabaya

Surabaya,(DOC) – Perluasan bangunan SMP Negeri 29 Surabaya yang berlokasi di Jalan Mayjend Dr. Moestopo 4 mendapat atensi dari DPRD kota Surabaya, karena bentuk bangunannya dinilai mengganggu rumah warga sekitar.

Selain mengganggu, peninggian bangunan tembok dan galvalum belum pernah ada sosialisasi dari pihak sekolah. Bahkan kepala sekolah (Kepse) SMPN 29 terkesan tutup mata dengan keluhan warga yang terkena dampak.

Sekretaris Komisi D, Fatchul Muid menyatakan, bahwa sikap pihak kepala sekolah SMPN 29 sangat disayangkan. Dengan sikap acuhnya terhadap keluhan warga terdampak tersebut, menunjukkan kesan arogan yang diperlihatkan oleh Kepsek SMPN 29 Surabaya.

“Kami berharap pihak sekolah bisa sosialsiasi ke masyarakat, terutama dengan pengurus kampung,” ungkap Fatchul Muid saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi, Kamis(29/11/2018).

Politisi Partai Nasdem ini menegaskan, kasus ini menjadi perhatian komisi D. Sebab, bukan tidak mungkin kasus serupa juga banyak terjadi di Surabaya, hanya saja belum terungkap ke publik.

Muid mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya mengundang kepala sekolah SMP 29, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang. Tujuannya ingin menyelesaikan masalah tersebut jika tidak ada solusi.

“Kami memikirkan pegembangan anak didik dan sekolah tapi juga tidak menafikan masyarakat. Jadi intinya, pembagnuna itu untuk anak-anak, tapi tidak boleh mengabaikan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik asal pihak sekolah mau berkomunikasi dengan warga terdampak. Selama ini warga sudah cukup sabar sampai pada puncaknya warga kehilangan kesabaran.

“Hidup di masyarakat bisa memberi contoh interaaki dengan masyarkat. Hidup itu harus peduli dengan masyarakat kampung. Pihak sekolah harusnya memberi contoh komunikasi yang baik kepada siswa,” tandasnya.

Salah satu warga terdampak, Dwi Wahyu mengaku tidak pernah ada iktikad baik dari sekolah mendengar keluhan warga. Jangankan melakukan sosialisasi, warga RT 2 RW II Gubeng Masjid Gang 1 Kelurahan Pacar Keling Tambaksari tidak pernah diajak komunikasi.

“Kepala sekolah sekarang ini baru, kalau yang sebelumnya itu baik, mau komunikasi dengan warga,” jelasnya.

Dampak dari pembangunan galvalum sudah membuat rumahnya kebanjiran. Pasalnya, aliran air hujan masuk ke rumahnya. “Ini saya kasih terpal supaya rumah saya ngak banjir. Ini inisiatif saya sendiri,” ujarnya.(robby/r7)

Loading...

baca juga