Prabowo: Pembelian 55 Pesawat Boeing untuk Perkuat Garuda Indonesia

Prabowo: Pembelian 55 Pesawat Boeing untuk Perkuat Garuda IndonesiaJakarta,(DOC) – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa pembelian 55 unit pesawat Boeing dari Amerika Serikat merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah dalam memperkuat posisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai maskapai nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan usai pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Presiden AS Donald Trump, yang juga menghasilkan sejumlah kesepakatan dagang.

Bacaan Lainnya

“Kita perlu membesarkan kembali Garuda sebagai maskapai kebanggaan nasional. Garuda lahir di masa perjuangan kemerdekaan dan harus menjadi simbol Indonesia di dunia,” ujar Prabowo dalam keterangan pers di Jakarta, di kutip Rabu(16/7/2025).

Ia menegaskan, pembelian pesawat baru merupakan bagian dari upaya modernisasi armada nasional serta hasil kesepahaman dagang antara dua negara.

“Kita memang butuh armada baru. Di sisi lain, mereka juga ingin menjual pesawat. Jadi ini kesepakatan yang saling menguntungkan. Kita juga tetap bekerja sama dengan Airbus,” jelas Prabowo.

Kesepakatan dagang Indonesia–AS mencakup beragam sektor. AS akan mengenakan tarif 19% terhadap seluruh ekspor Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia membuka akses lebih luas bagi produk-produk AS, serta menyepakati pembelian energi sebesar US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, dan pesawat komersial termasuk Boeing 777.

Prabowo menekankan bahwa perjanjian ini merupakan hasil dari titik temu antara kebutuhan kedua negara.

“Kita masih mengimpor berbagai kebutuhan pokok seperti BBM, gas, gandum, dan kedelai. Jadi kesepakatan ini juga menjawab kebutuhan kita sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyebut perjanjian ini sebagai “terobosan besar”, terutama dalam membuka akses penuh pertama bagi ekspor produk pertanian, perikanan, dan manufaktur AS ke Indonesia. Ia menyampaikan pengumuman tersebut melalui akun Truth Social pada 8 Juli 2025.(we/r7)

Baca Juga:  Industri Walet Terancam Rugi Rp 6,25 Triliun, PPSWN Minta Prabowo Lobi Beijing

Pos terkait