Jakarta (DOC) – Aparat keamanan TNI dan Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Tinombala hingga kini terus memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang bersembunyi di wilayah Poso dan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
“Di sana memang karena luas sekali, gunungnya itu luas sekali. Yang jelas, selain luas, kemudian untuk kondisi geografisnya itu kan hutan dan berbukit-bukit, itu juga sehingga menyulitkan Satgas Tinombala dalam melakukan pencarian,” kata Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu (2/1/2019).
Kondisi geografis di lokasi disebut berbukit-bukit. Apalagi Ali Kalora dan kelompoknya disinyalir masih bersembunyi di tengah belantara. Dedi mengatakan aparat menargetkan tujuh orang tersisa, termasuk Ali Kalora, segera ditangkap.
“Semuanya, mereka kan nggak mungkin sendiri-sendiri, mereka kan satu kelompok,” ucapnya.
Pengejaran komplotan Ali Kalora dibagi dalam dua wilayah, yakni Poso dan Parigi Moutong. Kekuatan Satgas Tinombala saat ini diklaim cukup untuk memburu Ali Kalora cs.
Parigi Montong merupakan lokasi Ali Kalora cs memutilasi warga dan menembaki polisi. Sedangkan Poso adalah lokasi persembunyian kelompok tersebut sejak dipimpin Santoso.
“Itu yang dianggap cukup rawan. Masih pengejaran tim Satgas Tinombala daerah sudah melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora cs,” ujar Dedi.
Kelompok ini sebelumnya memutilasi seorang penambang emas di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong. Kepala korban ditemukan terpisah dengan bagian tubuh lainnya pada Minggu (30/12/2018).
Lalu, pada Senin (31/12), polisi melakukan olah tempat kejadian perkara terkait mutilasi itu. Saat meninggalkan lokasi, polisi dari Polda Sulteng itu ditembaki dari arah gunung. Dua polisi tertembak, yaitu Bripka Andrew dan Bripda Baso.(dtc/ziz)