Surabaya,(DOC) – Memasuki hari ke-empat pelaksanaan vaksinasi massal di stadion Gelora 10 November (G10N) Tambaksari Surabaya, antusias masyarakat yang ingin mendapatkan dosis vaksin masih belum juga menurun. Sehingga antrian peserta vaksinasi massal di G10N tetap panjang hingga memadati tribun stadion, terutama pada pagi hari.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Forkompimda telah menurunkan seluruh tim tenaga kesehatan (nakes), petugas Satpol PP dan Kesbang Linmas hingga para relawan, guna melayani sekaligus mengatur pelaksanaan vaksin agar tak terjadi kerumunan.
Para peserta vaksinasi massal yang sudah mendaftar melalui online di masing-masing kecamatan, telah diarahkan jadwal penyuntikan dosis vaksin, agar tidak datang di pagi hari, namun pada siang dan sore hari.
Wakil Ketua DPRD kota Surabaya, AH Thony mengapresiasi upaya tersebut, namun teknisnya agar menghindari kerumunan saat pelaksanaan vaksinasi massal di G10N Tambaksari.
“Namun masih saja ada kerumunan, terutama di pagi hari. Itu yg membuat saya prihatin dan terus berfikir mencari terobosan agar vaksinasi kepada masyarakat bisa diterima tanpa ada potensi persebaran Covid saat pelaksanaan vaksin,” ungkap AH Thony, Jumat(9/7/2021).
A.H. Thony juga mengingatkan, bahwa covid-19 sejak awal telah ditetapkan sebagai pandemi atau telah menyebar luas. Sehingga segala hal yang terkait dengan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19(baik pada proses testing, tracking dan treatment), pendekatannya harus menggunakan perspektif epidemologi.
“Bukan pendekatan komunal, masal, tersentral atau bahkan seperti pembuatan drama kolosal. Tapi melalui cluster-cluster kecil yang terdistribusi secara massif. Kalau perlu personal dan merata,” katanya.
Ia menyarankan solusi ke Pemkot Surabaya selaku pelaksana, agar menyalurkan dosis vaksin dengan cara door to door dan dikoordinir di masing-masing kecamatan hingga kelurahan.
“Atau digelar di kantor kelurahan sampai kecamatan, agar peserta vaksinasi tidak berkerumun di satu tempat. Bila perlu dilakukan door to door ke rumah warga,” tandasnya.
Politisi Gerindra Surabaya ini, tak menampik keterbatasan jumlah para Nakes di Surabaya, apabila vaksinasi massal dilaksanakan secara door to door atau di bagi per-cluster di tingkat kecamatan hingga kelurahan.
Namun keterbatasan itu, lanjut AH Thony, bisa di selesaikan dengan menambah jumlah Nakes dengan cara rekrutmen secara cepat.
Mengenai biaya rekrutmen Nakes, kata Thony, Pemkot Surabaya dapat melakukan refocusing anggaran kembali.
“Anggaran ada. Kalau.kurang, batalkan proyek fisik non strategis. Lakukan re-alokasi dan re-focusing seperti waktu sebelumnya. Minta bantuan pemerintah provinsi dan pusat juga. Termasuk anggaran CSR dari perusahaan-perusahaan,” tandasnya.
Seperti pada pemberitaan sebelumnya, vaksinasi massal di stadion G10N Tambaksari Surabaya merupakan bagian dari program 1 juta vaksin yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat. Target vaksinasi massal di Surabaya per-hari nya mencapai 50 ribu jiwa, dengan peserta mulai dari usia 18 tahun hingga Lansia.
Vaksinasi massal ini juga di gelar di beberapa lokasi di wilayah Surabaya dan memang yang terbesar di stadion G10N Tambaksari Surabaya dengan rata-rata perhari, jumlah pesertanya mencapai puluhan ribu jiwa.(r7)