Surabaya, (DOC) – DPRD Kota Surabaya mengusulkan agar pemerintah kota setempat melakukan evaluasi berkala untuk memahami alasan di balik peningkatan harga beras dan gula di pasar. Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, menganggap evaluasi rinci ini sebagai langkah untuk memudahkan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan harga kedua komoditas tersebut.
Reni menjelaskan bahwa analisis berkala ini juga berguna untuk membantu perencanaan antisipasi terhadap kenaikan harga di masa mendatang. Ketika harga di pasar sudah terus meningkat, tindakan stabilisasi harus dilakukan secepatnya.
“Harga komoditas pangan sering naik dan turun. Jadi, harga pangan di Surabaya harus tetap stabil. Jika ada indikasi kenaikan, tindakan stabilisasi harus segera diambil,” ujar Reni.
Selain itu, Reni mengusulkan agar Pemerintah Kota Surabaya membentuk tim khusus yang akan mengawasi kondisi harga pangan. Tim ini akan membantu dalam pemetaan penyebab kenaikan harga komoditas di pasar dengan lebih efektif, dengan memanfaatkan data dari analisis yang mendalam.
Reni juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama yang lebih kuat antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Badan Urusan Logistik (Bulog), dan pihak terkait lainnya.
Menurut Reni, jika kenaikan harga pangan tidak segera ditangani, dapat berdampak pada sektor ekonomi lainnya, terutama karena Surabaya adalah pusat perdagangan dan jasa.
“Kenaikan harga dapat berdampak pada aspek lain, seperti warung, restoran, dan juga kos-kosan mahasiswa. Harga yang stabil sangat penting,” tambahnya.
Dari pantauan di Pasar Pucang Anom, harga gula saat ini mencapai rata-rata Rp14.500 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp13.000. Sementara harga beras, yang sebelumnya dijual sekitar Rp12.500 hingga Rp13.000, kini berkisar antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Pedagang di pasar ini berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan harga kedua komoditas tersebut. (r6)