Jakarta,(DOC) – Upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, diwujudkan Kementerian Sosial (Kemensos) RI, salah satunya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dipelosok tanah air.
PKH besutan Kemensos, telah menolong banyak keluarga miskin untuk menggapai cita-cita anak-anaknya, hingga bisa menyekolahkan ke jenjang perguruan tinggi.
Salah satu Keluarga Penerima PKH sejak 2008 – 2018, Sari Sapariah, Warga RT-002/RW-001, Dusun Sasaklemah, Desa Cibungur, Kecamatan Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat, telah membuktikannya.
“Alhamdulillah selama 10 tahun bantuan PKH telah membantu keluarga kami, khususnya untuk menyekolahkan anak-anak hingga perguruan tinggi, ” ujar Sari ditemui di rumahnya, Sabtu(24/4/2021) malam.
Tidak mudah, kata Sari, di mana lingkungan masih menganut ‘nikah’ muda dan pendidikan rata-rata rendah. Namun, dengan niat dan semangat kuat mendorong anak-anak agar fokus belajar serta meneruskan pendidikan hingga bangku kuliah.
“Bersyukur, anak saya Nurul Awalina bersemangat bersekolah walau tidak ke kota tapi yang dekat rumah dan di SMP-SMA mendapat prestasi dan itu semakin memacu untuk terus belajar dan berprestasi, ” ungkap Sari, berkaca-kaca.
Kendati tak bisa mencukupi semua kebutuhan sekolah, Sari mengaku dengan uang PKH tersebut begitu terasa manfaatnya yang sangat membantu untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.
“Bantuan PKH itu harus benar-benar dimanfaatkan untuk kebutuhan sekolah, buku-buku dan menunjang sekolah lainnya. Jangan digunakan membeli yang lain tapi diutamakan mendukung anak-anak berprestasi meraih cita-citanya, ” ujar Sari.
Setelah lulus SMA, Nurul Awalina kuliah di PGSD Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dapat beasiswa Bidik Misi dilanjutkan ikut PPG di Bogor. Dengan segala perjuangan melamar CPNS dan berhasil menjadi guru seperti cita-citanya.
Adik Nurul, Aditya Nurahman tidak mau kalah dengan kakaknya juga menorehkan prestasi di sekolah hingga berkuliah di perguruan tinggi. Sekarang sibuk belajar demi mengejar cita-citanya kelak menjadi seorang arsitek.
Setiap hari wanita kelahiran Tasikmalaya 1971 itu menjadi guru di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dekat rumah dan suaminya bekerja di bengkel tapi seiring waktu sudah meninggalkan pekerjaannya.
Usai graduasi alami, Sari mengajak penerima lainnya agar memberi kesempatan kepada orang lain yang belum belum menerima PKH sehingga jangan itu saja terus-menerus penerimanya.
“Bersyukur jadi KPM-PKH hingga graduasi alami. Saya ngajak penerima lainnya bergantian dengan yang lain agar bisa merasakan bantuan dan jangan itu saja penerima PKH, ” ajak Sari.(robby/hm)