D-ONENEWS.COM

Komisi D Dorong Pemkot Minta Pemerintah Alokasikan Penempatan PIDI di Surabaya

Tjutjuk Supariono

Surabaya, (DOC) – Saat ini pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) tahap II periode Juli 2021 sedang berlangsung.  Program ini secara rutin diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, dimana saat ini PIDI dikhususkan untuk perbantuan tenaga kesehatan (nakes) dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.

Namun, pelaksanaan PIDI ini dikhususkan untuk penempatan wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Untuk itu, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono secara khusus meminta agar Pemkot Surabaya dapat mendorong Pemerintah Pusat untuk mengalokasikan penempatan PIDI di wilayah Kota Surabaya. “Keadaan di Surabaya sudah sangat darurat. Bukan hanya masyarakat, tapi para nakes juga banyak yang berjatuhan karena pandemi Covid-19 ini, ” ujar dia, Selasa (13/7/2021).

Berdasarkan data dari IDI Jatim menunjukkan bahwa pada Juli 2021 ini saja, sudah ada tujuh dokter yang meninggal di Surabaya. “Saya sempat sidak untuk menemui nakes, dan fakta di lapangan menunjukkan bahwa sudah ada 50 relawan dokter yang mundur, dan hanya tersisa enam yang bertahan,” tandas dia.

Bukan hanya nakes yang meninggal, menurut politisi PSI ini sejak Juni 2021 hingga hari ini ada 54 nakes terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya. Jumlahnya mungkin lebih banyak lagi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan. Jumlah nakes yang terpapar Covid-19 ini juga berpotensi bertambah, mengingat angka kasus Covid-19 yang terus meningkat di Surabaya.

Saat ini beberapa rumah sakit pun memberlakukan sistem buka tutup. Pemkot Surabaya juga sudah menyiapkan baik puskesmas yang beroperasi selama 24 jam, maupun Rumah Sakit Darurat karena pasien Covid-19 ini memang sudah overload.

Namun, lanjut dia, pertambahan fasilitas kesehatan (faskes) tidak diiringi dengan bertambahnya nakes yang signifikan. Banyak dari mereka juga sudah mengeluh kewalahan. “Karena itu, saya sangat memohon kepada Pemkot Surabaya agar mendorong Pemerintah Pusat untuk mengalokasikan penempatan wilayah PIDI di Kota Surabaya. Yang ditangani nakes bukan hanya masyarakat Surabaya saja, tapi juga dari daerah sekitar, karena banyak rumah sakit rujukan di Surabaya” terangnya.

Sampai dengan Senin (12/7/2021), data menunjukkan bahwa 26.165 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya, dengan angka kematian mencapai 1.425 jiwa. Jumlah keterisian tempat tidur di rumah sakit atau BOR (bed occupancy rate) sudah mencapai hampir 100 persen.

Mirisnya, kata Tjutjuk, dari sepekan ini tidak ada unit yang tersisa untuk ICU tanpa tekanan negatif dengan ventilator di Surabaya. Untuk itu, Tjutjuk terus mengimbau masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dan tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.(r7/dhi).

Loading...

baca juga