Lumajang, (DOC) – Jembatan perak yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo putus. Namun, warga tetap nekat melintasi jalur Sungai Curah Kobokan untuk menuju dua kecamatan yang akhirnya kini ditutup total.
Diketahui sebelumnya daerah Curahkobokan habis luluh lantah diterjang awan panas dan lava saat erupsi Gunung Semeru, Pada 04 Desember 2021.
Bahkan jalan tersebut awalnya digunakan tim evakuasi untuk melakukan operasi pencarian jenazah yang akhirnya sekarang digunakan warga setempat untuk melintas.
Dengan banyak warga melintas di zona merah di lokasi Curah Kobokan Satuan Tugas Bencana Erupsi Semeru menutup jalur alternatif di Curah Kobokan yang menghubungkan wilayah Candipuro dan Pronojiwo.
Dansatgas Bencana Erupsi Semeru Letkol Inf Andi A Wibowo mengatakan, pemerintah daerah tidak merekomendasikan jalur alternatif tersebut sebagai jalan untuk dilintasi masyarakat. Apalagi setelah adanya banjir lahar dingin yang terjadi yang terjadi pada minggu (02/01/2022) malam.
“Kita tidak tahu kondisi saat ini, jadi sementara kita tutup untuk keamanan” ungkapnya.
Dandim menegaskan, untuk mengantispasi warga yang masih bersikeras menggunakan jalur tersebut, pihaknya sudah menempatkan personel dari TNI-POLRI serta satpol PP untuk melakukan pengamanan bahkan sudah memasang palang agar tidak dilalui oleh warga masyarakat.
“Kami batasi hanya untuk keperluan yang mendesak terutama bagi petugas yang mungkin diharuskan untuk berkegiatan di Pronojiwo maupun Candipuro,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno mengatakan, jalur rawan tersebut hanya boleh dipergunakan untuk warga setempat, itu pun dengan keperluan urgent. Dia menerangkan pembukaan jalur tersebut nantinya juga mempertimbangkan kondisi cuaca.
“jalur rawan tersebut hanya boleh dipergunakan untuk warga setempat, itu pun dengan keperluan urgent,” ujarnya.
Bila cuaca sedang dalam keadaan hujan, pihaknya bakal menutup jalur tersebut bagi siapapun.
“Tentunya kita perlu memperhatikan faktor cuaca, apabila malam hujan besoknya kami tutup,” tutur Eka Yekti. (Imam/fr)