D-ONENEWS.COM

ITS Ciptakan Alat Pemantau Kualitas Udara Harga Murah

Surabaya,(DOC) – Alat pemantau kualitas udara dengan harga lebih murah kembali diciptakan oleh Laboratorium  Pengendalian Pencemaran Udara di Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Alat pemantau kualitas udara ini diharapkan menjadi produk andalan ITS ke depan.
Kepala Laboratorium, Dr Eng Arie Dipareza Syafei  ST MEPM menjelaskan, berdasarkan data yang diberikan oleh lima stasiun pemantau udara di Kota Surabaya, kondisi udara di Surabaya kerap melebihi baku mutu. Keadaan inilah yang dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan warganya. “Namun, data dari stasiun pemantau kerap kali hilang dikarenakan adanya kerusakan pada alat,” ujarnya, Kamis(2/2/2017).
Dosen yang akrab dipanggil Arie ini, menyatakan, harga alat pengukur kualitas udara saat ini berada pada kisaran Rp 2 milliar. Selain itu, biaya pembenahannya juga masih dianggap mahal. Sehingga pemerintah kota tak berkutik saat alat tersebut tidak bekerja dengan baik. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Arie dan tim untuk menciptakan alat pemantau udara dengan harga miring.
Bersama seluruh laboran dan dua mahasiswanya, yaitu Titing Fahriza dan Qory Constantya, Arie akan terus melakukan pengembangan alat. Ia dan tim akan memasang harga Rp 80 juta hingga Rp 100 juta saat alat ini telah dipatenkan nantinya. “Meskipun harganya jauh lebih murah, alat kami memiliki akurasi hingga 90 persen,” tutur Arie meyakinkan.
Berbeda dengan alat pantau udara yang menggunakan sistem gas analyzer, alat pantau milik ITS ini menggunakan sensor. Penggunaan sensor inilah yang menyebabkan perbedaan harga dengan alat-alat yang tersedia saat ini. “Dengan sensor electrochemical, alat ini sudah mampu membedakan polutan dalam dua jenis gas. Alat ini dapat diakses melalui situs via perangkat masyarakat,” papar doktor lulusan Hiroshima University, Jepang ini.
Memasuki prototype yang ketiga, Arie mengaku tidak mendapat kendala berarti dalam merancang alat ini. Ia dan timnya juga mendapat dukungan penuh dari ITS dengan adanya dana lokal. Karena alat ini merupakan rangkaian elektronika, mereka tahu bahwa alat ini masih terus butuh pengembangan berkali-kali.
Alat ini merupakan bentuk kontribusi ITS terhadap pemerintah dan masyarakat. Harganya bisa dibilang lebih terjangkau dibandingkan alat yang saat ini beredar. “Harapannya, alat pengukur kualitas udara ini dapat dipasang di seluruh daerah di Indonesia nantinya,” pungkas Arie.(its/r7)

Loading...