D-ONENEWS.COM

Menteri Sosial Risma Menangis Lagi dalam Forum ASEAN, Berjuang Demi Anak Difabel yang Alami Kekerasan

Makasar, (DOC) – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, yang akrab disapa Risma, kembali menangis dalam acara Forum Tingkat Tinggi ASEAN (ASEAN High Level Forum) on Disability-inclusive Development and Partnership beyond yang berlangsung di Makasar pada Rabu (11/10/203). Kejadian ini merupakan kali kedua Risma menangis di depan publik, mengekspresikan perasaan ketika disinggung mengenai isu anak difabel yang menjadi korbannya.

Awalnya, Risma terlihat tersedu saat menjelaskan tentang alat bantu bernama “Gruwi” yang dirancang untuk penyandang disabilitas. Alat tersebut menjadi simbol penting dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan kebutuhan khusus. Risma tidak mampu menahan tangisnya, merasa tersentuh oleh nasib anak-anak difabel yang seringkali mengalami perlakuan tidak layak dan kekerasan dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika menyampaikan pidatonya, Risma bahkan harus keluar dari pertemuan sejenak untuk mendapatkan perawatan karena mengalami sesak nafas akibat tangisan yang begitu mendalam. Namun, semangatnya untuk membela hak-hak anak difabel tetap tidak pudar.

Pada saat penutupan acara, seorang jurnalis bertanya lagi tentang penyebab tangisannya. Risma dengan serius menjelaskan bahwa tangisnya dipicu oleh kisah tragis seorang anak difabel yang menjadi korban pelecehan seksual. Merasa sangat marah dan sedih atas perlakuan kejam tersebut, Risma dan Kementerian Sosial telah mengambil tindakan dengan mengirim surat kepada Presiden untuk meminta agar pelaku tidak diberikan remisi.

Risma menjelaskan, “Bukan manusia jika ada yang bisa bertindak setega itu kepada anak disabilitas. Saya sangat sakit hati.” Marah dan penuh empati, Risma menegaskan bahwa perlu adanya perlindungan dan kepedulian yang lebih besar terhadap penyandang difabel.

Risma saat ini sangat fokus pada upaya perbaikan masalah yang dihadapi oleh penyandang disabilitas. Salah satu tindakan konkretnya adalah dengan menciptakan alat seperti “Gruwi” yang dapat membantu penyandang difabel untuk mempertahankan diri dan memberikan peringatan saat berada dalam bahaya.

“Saya tahu waktu dan kekuatan saya terbatas, tapi saya akan bekerja semaksimal mungkin untuk ini,” tegas Risma. “Coba tanya anak-anak di Kementerian Sosial, mereka akan memberi tahu Anda bahwa saya selalu siap bertindak, kapan pun dan di mana pun, untuk melindungi dan membantu mereka.”

Mensos Risma, dengan kekuatan empati dan komitmen yang kuat, terus berjuang untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak difabel di Indonesia. (r6)

Loading...

baca juga