D-ONENEWS.COM

Boneka Rajut Ini Diklaim Peminatnya Sampai ke Brunei, Korea dan Jerman

Lumajang,(DOC) – Tekat besar dilakukan Neny Dwi Dharma Wijayandaru asal Surabaya saat ini tinggal di Lumajang bersama suaminya patut diapresiasi. Bagaimana tidak merintis bisnis boneka rajutan sejak 2017 silam.

Saat ini Neny bersaama suamnya dan anaknya tinggal di Perumahan Bumirejo Permai, Kelurahan Semberrejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang.

Kini boneka rajut buatan Neny telah dikenal banyak orang. Selain antar pulau se Indonesia, boneka telah sampai ke Brunei Darussalam, Korea, hingga Jerman.

“Alhamdulillah sudah bisa sampai ke Jerman melalui teman saya yang kebetulan punya anak yang sekolah disana jadi saya titipkan jika ada yang mau pesan. Untuk negara lain juga saya titipkan teman yang terbiasa impor dan ekspor barang,” terang Neny.

Selain itu, Neny juga mendapatkan pesanan dari Makasar sepasang boneka pengantin. Boneka tersebut dia banderol dengan harga Rp 700 ribu.

“Yang ini (boneka pengantin) pesanan orang Makasar. Dia pesan tanpa pola hanya request model saja. Saya kasih harga Rp 700 untuk dua boneka malah dia kasih Rp 800 ribu, alhamdulillah,” ujarnya.

Boneka rajut buatan Neny dijual mulai harga Rp 125 ribu sampai 150 ribu untuk benang lokal. Sedangkan untuk benang impor atau benang katun susu dijualnya dengan harga Rp 350 ribu.

Dari hasil jualan tersebut Neny bisa memperoleh omset sampai Rp 10 juta sebelum pandemi. Namun saat pandemi, hasil jualannya menurun dan hanya mendapatkan omset sekitar Rp 2 – 3 juta.

Selain boneka rajut, Neny juga memproduksi connector masker dari rajutan benang yang dijual seharga Rp 10 ribu.

“Ada juga connector masker, saya jual Rp 10 ribu, walaupun ada yang jual lebih murah saya tetap jual segitu karena yang saya jual kualitasnya,” terang Neny.

Neny mengaku hasil dari dia berjualan boneka rajut tersebut sangat membantu mencukupi keseharian dan biaya sekolah anaknya.

“Alhamdulillah sangat terbantu, anak saya 4. Paling besar kuliah semester 6 dan paling kecil masih SD jadi butuh banyak biaya juga kan,” tuturnya.

Bahkan Neny juga mengenalkan barangnya melalui ameran-pameran yang diadakan di Lumajang juga mempostingnya di akun facebook dan instagram miliknya dan juga memasarkannya melalui shoppee.

“Awalnya lewat pameran-pameran sampai ada yang diborong menteri dan bupati bonekanya. Sekarang sudah  melalui medsos dan shoppee,” Ujarnya.

Lanjut Neny menceritakan, saat baru pertama kali pindah di Lumajang. kondisi ekonominya waktu itu kurang bagus. Sedangkan, dia ingin tangan yang dimilikinya mampu berkreasi lebih dan menghasilkan sedikit pundi rupiah untuk membantu suami.

Neny kemudian mencoba mengikuti kursus merajut di Lumajang. Namun, karena biayanya mahal, dirinya tidak bisa melanjutkan.

“Pernah dulu mau ikut pelatihan, tapi mahal, sedangkan kondisi ekonomi masih belum stabil karena baru pindah ke Lumajang,” kata Neny di rumahnya.

Iapun tidak putus asa dan berusaha belajar via internet sampai kemudian menemukan wwbsite asal Rusia yang memberikan pelatihan merajut secara gratis pada tahun 2017.

“Saya cari di internet ketemu itu asal rusia namanya VK dan apa gitu terusannya (karena dalam bahasa Rusia). Disana saya dibantu peserta yang lain menerjemahkan ke bahasa inggris agar saya bisa faham,” ceritanya.

Dari sana dia belajar hingga mampu membuat boneka rajut dan mengajarkannya kepada komunitas yang dibentuknya. Komunitas itu diberi nama Komunitas Merajut Lumajang (KML).

Neny tidak sendirian, awalnya dia merintis komunitas bersama 3 rekannya yakni Geti, Agri, dan Iik. Keempatnya punya spesialisasi masing-masing. Neny spesialis Boneka, Geti spesialis tas, Iik spesialis sepatu, dan Agri sebagai supporting system.

Sebelum pandemi, komunitas tersebut rutin memberikan pelatihan di alun-alun Lumajang kepada warga Lumajang yang hendak belajar merajut setiap bulan sekali pada minggu ketiga. Tidak tanggung-tanggung, anggota komunitasnya sampai 70 orang lebih.

“Dulu rutin adakan pelatihan gratis ke warga yang ingin belajar merajut di alun-alun Lumajang setiap minggu ke tiga,” pungkasnya Neny.(Imam)

Loading...

baca juga