D-ONENEWS.COM

Isu Logo PKI Dicetakan Uang Baru Tersebar Sampai Ke Daerah, BI Jember Lakukan Klarifikasi

Lumajang,(DOC) – Bank Indonesia(BI) Perwakilan Jember mensosialisasikan uang baru di lantai 3 ruang Narya Kirana, kantor Pemerintah kabupaten Lumajang, Senin (23/1/2017) siang kemarin.
Hal dilakukan guna menepis beredarnya isu dan fitnah tentang cetakan uang baru di logo BI yang ditunding mirip lambang Komunis hingga penetapan pahlawan yang dinilai Kafir oleh segelintir oknum tak bertanggung jawab. Klarifikasi ini dijelaskan hingga detail.
Kepala BI KPW Jember Achmad Bunyamin mengatakan, uang desain baru yan diterbitkan saat ini menggunakan pola Rectoverso, yakni unsur pola pengamanan agar rupiah sulit untuk dipalsukan. Sebab BI membuat dua logo pola yang disebut Recterso ini yang mana bila digabungkan, keduanya akan membentuk logo BI.
“Pola yang kita lakukan akan bisa menjamin keamanan rupiah agar tidak bisa dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawabkan,”ujarnya.
Dia menegaskan, pihaknya sudah menepis isu negatif tersebut, bahkan sudah melaporkan pihak yang telah menyebarkan isu tersebut kepada kepolisian. Sehingga ia berharap masyarakat bisa menyikapi dengan baik terkait isu tersebut. Dan tidak terjebak dengan informasi yang dinilai berbau fitnah.
Lebih lanjut Bunyamin mengatakan bahwa pada penerbitan yang Rupiah baru itu ada sebelas pecahan uang rupiah baru dengan desain yang lebih kekinian serta teknlogi termutakhir. Baik yang kertas maupun logam. Yang paling menonjol dari uang baru ini adalah gambar pahlawan yang sudah berubah.
“Untuk sementara, sosialisasi memang dilakukan secara terbatas,selanjutnya bakal ada rencana untuk melakukan sosialisasi dengan terjun langsung ke masyarakat,” pungkasnya.
Selain itu, Bunyamin juga menjelaskan, mengenai protes penetapan pahlawan non muslim sebagai sosok pahlawan didalam beberapa pecahan rupiah. Penetapan sosok pahlawan didalam mata uang dilakukan dengan seksama dan telah melalui tahapan yang sudah matang.
“Karena untk menjadi pahlawan pun tidak harus dari agama tertentu saja, siapapun yang membela NKRI itu bisa disebut seorang pahlawanitu kita nilai dari kontribusinya dalam memerdekakan NKRI, ini untuk menjaga kebhinekaan di Indonesia,” imbuh dia.
Bahkan soal sosokpahlawan ari Aceh yakni Cut Meutia pada pecahan Rp 1000 itu diprotes karena tidak menggunakan hijab. Diketahui bedasarkan arsip dari ahli waris sosok pahlawan ini memang tidak mengenakan hijab beliapun seorang Islam.”Ada sosok pahlawan non Muslim juga pernah ditetapkan pada pecahan Rp 50.000 yakni I Gusti Ngurah Rai,dia seorang berjasa pada puputan di Bali, kenapa protesnya tidak waktu itu,”pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, Dr. Buntaran Supriyanto, kegiatan sosialisasi tersebut dipandang perlu dan harus sampai kepada masyarakat akibat adanya sejumlah isu yang dapat mengganggu stabilitas NKRI di antaranya isu logo BI yang tercetak pada pecahan uang kertas yang baru isunya mirip logo organisasi terlarang, adanya isu pencetakan uang yang dilaksanakan di luar negeri serta berbagai isu yang lainnya, sehingga patut untuk disosialisasikan kepada masyarakat.
 
“Pertumbuhan ekonomi di Lumajang yang meningkat, jumlah uang yang beredar juga makin banyak, jadi uang baru itu memang untuk menggantikan uang lama yang tak layak edar,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut,Buntaran sangat berharap, bahwa sosialisasi itu dapat berfungsi untuk meluruskan informasi miring yang beredar di masyarakat. Karena menurutnya, presepsi seseorang terhadap uang baru memang berbeda-beda. Untuk itu perlu diberikan informasi yang sebenarnya dari pihak Bank Indonesia. “Sehingga kita akan tahu infomasi yang sebenarnya terhadap uang baru,” imbuhnya.

Loading...

baca juga