D-ONENEWS.COM

Pengusaha Bakery Turun Omset Akibat Kabar Telur Dioksin, Desak Pemerintah Ambil Tindakan

Foto: Ketua HIPBI M.H Sholeh (tengah) makan donat yang diproduksi dengan bahan telur

Surabaya,(DOC) – Himpunan Pengusaha Bakery Indonesia (HIPBI) mendesak pemerintah untuk memberikan solusi terkait beredarnya kabar telur ayam mengandung dioksin.

Ketua Umum HIPBI, M.H Sholeh saat memberikan keterangan pers di pujasera Taman Teman, Jalan Mayjend Sungkono nomer 92 Surabaya, Sabtu(23/11/2019) siang menyatakan, semenjak aktivis lingkungan menemukan telur ayam diwilayah Sidoarjo mengandung dioksin, omset pengusaha bakery hampir diseluruh wilayah Jawa Timur mengalami penurunan signifikan.

“Penurunannya mencapai 20-40 persen. Belakangan bukan hanya produksi di Malang, Sidoarjo dan Surabaya saja, tapi sudah sampai Bandung. Teman saya menghubungi saya tadi,” ungkap Sholeh.

Atas temuan aktivis lingkungan tersebut yang ramai diberitakan oleh media massa, kata Sholeh, membuat masyarakat resah mengkomsumsi telur dan makanan yang diproduksi dengan banyak telur seperti roti bakery.

“Kami mendapat telur suplai dari peternak good farming asal Tulungagung dan Sidoarjo yang jauh dari pedesaan. Dan produksi roti milik bakery saya jamin aman. Tapi tetap saja masyarakat mengeneralisir soal isu telur itu. Semua telur dianggap sama. Padahal ada anggota HIPBI yang memproduksi dengan telur bebek,” katanya.

Ia menambahkan, sejak dulu sampai sekarang diseluruh dunia model telur ayam sama semua. Termasuk telur yang mengandung dioksin ataupun yang tidak.

Untuk itu pemerintah harus bertindak cepat menangani persoalan ini. Solusi bisa menggunakan sertifikasi atau cap pada kulit telur yang layak di komsumsi dan bebas dari bahan beracun.

“Kalau pemerintah hanya melakukan gerakan kampanye makan telur bersama, menurut saya kurang pas, karena isu ini terus bergulir di kalangan masyarakat. Perlu ada tindakan pemerintah agar masyarakat percaya dan tidak takut lagi mengkomsumsi telur,” pungkasnya.(robby)

Loading...

baca juga