D-ONENEWS.COM

SBY Beri ‘PR’ Presiden Pilihan Rakyat Nanti

SBY berdialog dengan petani lumajangLumajang,(DOC) – Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (purn) Susilo Bambang Yudoyono (SBY) menghadiri acara silaturahmi bersama tokoh masyarakat di Pondok Pesantren di Ponpes Roudlotul Makrifat Desa Boreng, Lumajang, Sabtu(27/1/2024).

Pada acara tersebut, SBY menyampaikan, kebijakan pemerintah yang selalu menaikkan segala sektor termasuk dunia pendidikan.

Salah satunya adalah anggaran 20 persen dari APBN untuk pendidikan umum, perguruan tinggi, pendidikan islam dan pesantren.

“Artinya negara berikhtiar untuk menaikan semua sektor termasuk pendidikan,” ujar SBY.

SBY berharap ke Presiden yang terpilih pada Pemilu 2024 nanti, agar memperhatikan betul kualitas pendidikan dan kesehatan.

“Kalau pendidikan baik, insyaallah akan lahir putra-putri bangsa yang amanah, beriman, cerdas, mencintai rakyatnya dan menjadi tokoh pemimpin yang baik,” jelasnya.

SBY menambahkan, kebijakan untuk pembangunan sebuah negara, harus mengutamakan kepentingan rakyat.
Menurutnya, infrastruktur itu sangat penting.

“Dulu saya menjabat Presiden membangun. Pak Jokowi(Joko Widodo) membangun. Saya kira presiden yang akan datang juga membangun. Saya ingatkan, utamakan prioritaskan, dan tingkatkan kesejahteraan rakyat,” tandasnya.

SBY Terima Curhatan Petani 

Selain silahturrohmi, SBY juga membuka dialog dengan petani dan pelaku UMKM.

Dalam kesempaatan itu, salah satu petani curhat ke SBY, bahwa para petani sekarang tengah kesulitan masalah pupuk.

“Kami mewakili petani di sulitkan pupuk. Harapan kami usaha hasil pertanian tetap berjalan lancar,” katanya.

Mendengar keluhan tokoh petani tersebut, SBY menjawab, bahwa Lumajang adalah pemasok utama pisang.

Masalah pupuk itu sangat mutlak bagi petani. Tidak mungkin di era modern sekarang ini, hasil pertanian berkembang dan produksi bisa bagus tanpa kecukupan pupuk.

“Wajib hukumnya bagi pemerintah memastikan kecukupan pupuk dengan harga murah dan mudah terjangkau. Petani jangan di repotkan mendapat pupuk,” ujarnya.

SBY menegaskan, bahwa negara harus hadir. Mulai dari Presiden, Menteri Pertanian, Gubernur, Wakil Gubernur hingga Bupati/ Walikota kedepan harus turun.

“Indonesia adalah negara subur. Sehingga pertanian bisa di kembangkan. Tapi itu tidak mungkin terwujud, kalau kebijakan pupuknya tidak bagus. Sulit di dapatkan. Prosesnya juga kadang-kadang panjang dan harganya tidak terjangkau,” jelasnya.

Pesan SBY, presiden nanti yang terpilih, harus memprioritaskan masalah ini, sebelum bicara Indonesia Emas 2045 mendatang.

“Indonesia 100 tahun merdeka harus menjadi negara yang kuat. Kuat ekonominya dan peradabannya. Tapi persoalan nyata yang di alami rakyat harus di bereskan,” tandasnya.

“Malu jika kita impor kayak beras. Kecuali ada bencana alam atau paceklik. Seringkali, di saat petani panen, kita malah impor, sehingga harga jatuh. Ini menjadi PR presiden yang terpilih nanti. Kalau menginginkan Indonesia berswasembada,” katanya.

Negara Wajib Cari Solusi Tingkatkan Daya Beli Masyarakat 

Keluhan lain di sampaikan Arin perwakilan UMKM Lumajang.
Ia curhat soal bahan kebutuhan yang merangkan naik dan daya beli masyarakat turun. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya.

“Sebagai pelaku UMKM kami butuh modal dan fasilitas pendukung,” tambah Arin pengusaha UMKM Kerupuk.

SBY menjawab, UMKM bisa menggerakkan roda perekonomian saat negara saat di landa krisis. Di masa pandemi Covid, UMKM masih menjadi penopang, meski juga terkena dampak ekonomi.

Menurut SBY, menurunnya daya beli masyarakat dan naiknya harga kebutuhan, adalah tugas pemerintah untuk mencari solusinya.

“Pemerintah harus bekerja keras. Harus kurang tidur. Namanya pejabat, wajib mencari solusi persoalan-persoalan rakyat. Mari kita dorong pemimpin yang akan datang untuk memulihkannya. Termasuk memperbanyak lapangan pekerjaan dan mengatasi kemiskinan agar semua memiliki penghasilan cukup. Kalau uangnya banyak, pasti kebutuhan msayarakat terpenuhi,” tutupnya.(imam/r7)

Loading...

baca juga