D-ONENEWS.COM

Wadulink dan Mitra Sosialisasikan Perlindungan Sempadan Sungai Brantas di Gresik

Gresik, (DOC) – Organisasi Wanita Peduli Lingkungan, atau yang dikenal dengan nama “Wadulink,” telah menggelar acara sosialisasi dengan kerja sama yayasan ECOTON, Perum Jasa Tirta 1 (PJT1), dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Acara ini berlangsung pada Selasa, 17 Oktober, di Pendopo Balai Desa Sumengko, Wringinanom, Gresik.

Sosialisasi yang digelar oleh Wadulink bertemakan “Perlindungan Sempadan Sungai Brantas Sebagai Sungai Ruang Terbuka Hijau Resapan Banjir” bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem sungai yang ideal.

Direktur Eksekutif ECOTON, Dr. Daru Setyorini, menyoroti urgensi perlindungan bantaran sungai yang rusak. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap penurunan habitat asli ikan akibat kerusakan bantaran sungai. “Bantaran sungai seharusnya menjadi kawasan lindung resapan air yang kita harus memanfaatkannya untuk generasi mendatang. Jika bantaran tidak berfungsi, maka habitat ikan-ikan akan semakin berkurang,” tegas Daru Setyorini.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat desa Sumengko, mulai dari RT, RW, pengurus IPNU-IPPNU, guru, kader PKK, dan perangkat desa. Salah satu topik yang dibahas dalam acara ini adalah program “Green Belt Moringa Park” yang bertujuan untuk melindungi bantaran sungai dari perubahan fungsi yang tidak sesuai. Selain itu, acara ini juga menjadi wadah untuk berdiskusi dengan pihak BBWS Brantas dan PJT 1 tentang bangunan liar yang ada di sepanjang bantaran sungai Surabaya.

Koordinator Wadulink Sumengko, Ibu Nur Hamidah, menjelaskan bahwa awalnya mereka berencana mengelola sekitar 500 meter lahan bantaran, namun karena pandemi COVID-19, aktivitas pengolahan lahan tersebut terhenti sementara. Saat aktivitas normal kembali, ternyata sudah banyak bangunan liar yang muncul, menyisakan hanya 150 meter lahan yang dapat mereka kelola.

Kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan baik, terlihat dari antusiasme peserta yang mengajukan banyak pertanyaan terkait strategi BBWS Brantas dan PJT 1 dalam mengelola lingkungan di bantaran sungai. Aditya Wardana dari Bidang Operasional unit Rekomendasi dan Teknis BBWS Brantas menjelaskan bahwa penanganan bangunan liar di sepanjang bantaran sungai melibatkan prosedur tertentu dan kerja sama dengan berbagai instansi terkait.

Wadulink Sumengko berkomitmen untuk membangun kawasan hutan kelor sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan, tetapi tetap menjaga konservasi sungai. Nur Hamidah, koordinator Wadulink Sumengko, berharap agar masyarakat dan lembaga-lembaga yang berwenang dapat bekerja sama dalam menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya serta meminimalisir pencemaran sampah. (r6)

Loading...

baca juga