D-ONENEWS.COM

Aktivis Lingkungan Surati Gubernur Jatim Terkait Penanganan Sampah Plastik

 

Surabaya, (DOC) – Komunitas Lingkungan Environmental Green Society bersama Ecoton Foundation, Forum Kali Brantas Kediri, dan Cpy Brantas Universitas Brawijaya melayangkan surat teguran dan permintaan audiensi kepada Gubernur Jawa Timur, Ibu Hj. Khofifah Indarparawansa, M.Si. Audiensi ini terkait penolakan penanganan plastik dengan solusi daur ulang, RDF, dan tungku bakar.

Komunitas tersebut mengajukan surat aduan tersebut berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama bulan Juli 2023 yang menunjukkan bahwa air, sedimen, udara, bahkan makanan yang ada di wilayah Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto telah terkontaminasi mikroplastik, yaitu hasil degradasi sampah plastik yang gagal mendapatkan pengelolaan yang baik.

Hasil identifikasi mikroplastik tersebut bahkan mengerucut pada fakta baru, bahwa mikroplastik telah mengontaminasi makanan komersil yang dipasarkan ke penduduk sekitar. Padahal, makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia jelas harus bersih dari adanya sumber kontaminan.

“Mikroplastik sebagai cemaran baru telah masuk ke dalam air, sedimen, udara, bahkan makanan yang kita konsumsi setiap hari.” ungkap Labib selaku Ketua Komunitas Lingkungan Environmental Green Society.

Labib mengatakan, mikroplastik berasal dari pabrik daur ulang plastik dan juga sentra industri tahu yang memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar. Ini bisa terjadi karena adanya False Solution Management yang terus terabai.

Ia menjelaskan, False Solution Management atau solusi palsu terkait penanganan sampah yang malah menimbulkan masalah baru ke lingkungan harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena memiliki dampak yang membahayakan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Kontaminasi Mikroplastik dan Kadar PM 2.5 yang Melambung Tinggi di Sentra Produksi Tahu dengan Bahan Bakar Sampah Plastik

Hasil penelitian yang dilakukan anggota Komunitas Lingkungan Environmental Green Society menunjukkan bahwa mikroplastik telah mengontaminasi produk makanan komersil, yaitu tahu, di sentra industri tahu Sidoarjo.

Tidak hanya itu, mikroplastik juga ditemukan di udara sekitar industri tersebut. Tingginya mikroplastik yang terakumulasi di lingkungan disebabkan oleh pembakaran sampah plastik. Sampah plastik yang dibakar di industri tersebut ternyata tidak sepenuhnya habis, melainkan terdegradasi secara termal dan melayangkan mikroplastik yang beterbangan di udara dan mengontaminasi produk di sekitarnya, termasuk tahu.

Pemanfaatan produk berbahan plastik yang sangat masif di industri tersebut juga berkontribusi besar dalam kontaminasi mikroplastik yang dihasilkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh peneliti dari komunitas Envigreen Society,

“Mikroplastik yang ditemukan di sentra produksi tersebut disebabkan oleh pemakaian produk berbahan plastik, seperti bak plastik, drum plastik, gayung plastik, selang plastik, pipa paralon untuk mengalirkan air, juga kain saringan tahu yang tidak pernah diganti,” ujarnya.

“Selain itu, mikroplastik juga dapat berasal dari proses degradasi plastik yang terjadi secara termal, misalnya pembakaran. Jadi, tungku pembakaran sampah plastik tersebut akan melayangkan serpihan-serpihan plastik berukuran mikro yang mengontaminasi produk di sekitarnya,” lanjut Labib.

Identifikasi mikroplastik yang ada di sentra industri tersebut dilakukan pada empat lokasi berbeda. Satu lokasi sebagai kontrol, yaitu sentra industri yang memanfaatkan bahan bakar kayu di Desa Tempel, Krian, Sidoarjo, serta tiga lokasi lain yang memanfaatkan bahan bakar sampah plastik, baik sampah plastik sachet, tali sepatu, karet ban, kulit sepatu, dan skrap plastik di Desa Tropodo, Krian, Sidoarjo. (r6)

Loading...

baca juga