D-ONENEWS.COM

Gus Ipul Tak Hadir Saat Sertijab Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim

Surabaya,(DOC) – Meskipun Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak telah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Februari lalu, di Istana Merdeka, namun serah terima jabatan (Sertijab) Gubernur Jatim, baru dilaksanakan pada Senin(18/2/2019) hari ini.

Melalui rapat paripurna istimewa di DPRD Jatim, Sertijab itu dilakukan dari Soekarwo (mantan gubernur) kepada pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.

Sertijab dimulai dengan Soekarwo lebih dulu menandatangani berita acara, diikuti Khofifah. Tanda tangan juga dilakukan Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono yang mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.

Acara sertijab berlangsung lancar. Tetapi jika Khofifah didampingi Emil, Soekarwo tidak didampingi Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, mantan wakilnya.

“Alhamdulillah sidang paripurna ini, seluruh kepala daerah dari 38 kabupaten/kota di Jatim hadir, kompak,” kata Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar.

Mengenai ketidakdatangan Gus Ipul, Halim mengatakan semuanya tetap berjalan baik. Ia pun melontarkan guyonan Gus Ipul sudah menemui Khofifah. Bahkan Gus Ipul sudah menyanyikan jingle kampanye Khofifah-Emil, “Wes Wayahe” sebagai balasan kepada Khofifah yang menyanyikan lagu kampanye Gus Ipul-Puti, “Kabeh Sedulur Kabeh Makmur”.

“Mereka saling mendukung. Kan kemarin keduanya sudah saling menyanyikan lagu saat mereka berkampanye,” kata Halim.

Tetapi Gus Ipul sebelumnya memang sudah menyatakan tidak akan hadir pada sidang paripurna istimewa ini. Ia mengatakan sertijab cukup dihadiri mantan gubernur.

“Kalau serah terima cukup Pak Gubernur sebelumnya (Soekarwo),” ujarnya ketika menemui Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis(14/2/2019) malam lalu.

Sementara itu, Khofifah menyampaikan pidato pertamanya di hadapan para legislatif Jatim. Dikatakan, Indonesia memiliki tantangan global. Salah satunya munculnya Revolusi Industri 4.0.

“Jatim dituntut menjadi garda terdepan bangsa untuk menemukan solusi menghadapi tantangan global tersebut. Di saat yang sama, Jawa Timur dihadapkan tantangan yang bersifat elementer (dasar,red),” ujarnya.

Tantangan elementer itu salah satu di antaranya masih signifikannya jumlah penduduk. Masalah lainnya yakni kaum perempuan yang belum menempuh pendidikan dasar.

“Belum lagi kurangnya prasarana dan sarana di desa, juga kemiskinan yang relatif meningkat terutama di wilayah perdesaan,” katanya lagi.

Ketua Umum PP Muslimat NU ini pun menegaskan pembangunan di Jatim harus menekankan bahwa tidak ada satupun masyarakat yang tertinggal. “Pembangunan ini harus sejalan dengan sistem pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.(hadi/r7)

Loading...

baca juga