D-ONENEWS.COM

RS Siloam Tidak Terkait Dengan Proyek Basement Jalan Raya Gubeng

Surabaya,(DOC) – Pemilik proyek basement di jalan Raya Gubeng Surabaya, PT. Saputra Karya, berkelit bahwa pembangunan proyek tersebut bukan milik rumah sakit Siloam.

Hal ini disampaikan oleh Andi Eka Firman Kuasa Direksi PT Saputra Karya usai mengikuti rapat dengar pendapat (hearing) di Komisi C DPRD kota Surabaya, Jumat(21/12/2018) siang.

Menurut Andi, dalam pembangunan proyek basement yang membuat ambrol jalan Raya Gubeng Surabaya, tidak ada sangkut-pautnya dengan RS Siloam.
Ia meluruskan, bahwa proyek itu adalah milik PT Saputra Karya selaku owner (pengembang,red), yang menunjuk konsultan dan kontraktor pelaksana untuk mengerjakan proyek basement.
Kontraktor pelaksana yang memenangkan tender, lanjut Andi, yaitu PT Nusa Kontruksi Enjiniring(NKE). Sementara RS Siloam hanya sebagai calon tenan, jika bangunan ini selesai dikerjakan nanti.

Ia meluruskan, bahwa proyek itu adalah milik PT Saputra Karya selaku owner, yang menunjuk konsultan dan kontraktor pelaksana untuk mengerjakannya.
Di dalam proyek ini PT NKE yang mengerjakan proyek basement di jalan Raya Gubeng. Sementara RS Siloam hanya sebagai calon tenan saja.

“Saya merasa perlu karena saya mensuport PT NKE mewakili owner pengembang(PT Saputra Karya,red). Kami luruskan bahwa RS Siloam adalah prospek tenant dan kasus ini tidak hubungannya dengan rumah sakit,” ungkap Andi.

Ia menambahkan, proyek basement itu rencana untuk membangun laboratorium dan klinik kesehatan.
RS Siloam, kata Andi, tidak turut campur dalam proses pembangunan proyek yang membuat ambrol jalan Raya Gubeng, Selasa(18/12/2018) malam.

“Perizinan kami yang kami terima adalah izin fasilitas kesehatan yang bisa untuk digunakan laboratorium kesehatan dan klinik. Jadi kami belum ada kontrak apapun dengan RS Siloam,” tandasnya.

Sementara mengenai, recovery jalan Raya Gubeng, PT NKE dan PT Saputra Karya akan bertanggung jawab penuh selaku kontraktor pembangunan basemen kawasan jalan gubeng siap bertanggung jawab penuh dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp. 10 miliar.
Kepala Departemen Operasi PT. NKE, Henry Nur, menjelaskan, diperkirakan pemulihan jalan Raya Gubeng membutuhkan waktu 10 hari.

“Pada prinsipnya kita pingin cepet kerja mengirim material 4000 kubik lebih dan konsentrasi ke penyelesaian pengerjaan perbaikan. Tanah itu ngambil dari gunung di Ngoro dan kita membelinya. Untuk sementara kita cadangkan 10 milliar dulu, kalau kurang nanti kita anggarkan lagi,” ungkap Henry Nur.

Seluruh biaya pembangunan nanti 100 persen ditanggung oleh pihak kontraktor dan pemilik proyek.
Saat ini dilokasi proyek, kata Henry, sudah ada 4 buldoser, 4 eskavator dan 120 dump truk yang tengah bekerja untuk pemulihan jalan Raya Gubeng.

“Target kita 1500 rit untuk menguruk badan jalan. Nanti yang telah dikerjakan oleh Pemkot akan diganti dan di list untuk ditukar. Pokoknya ditanggung 100 persen,” pungkasnya.(robby/r7)

Loading...

baca juga