Surabaya,(DOC) â Ribuan masyarakat dari berbagai etnis di Indonesia, seperti Sulawesi, Papua, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan termasuk warga Surabaya, membanjiri area Car Free Day (CFD) Taman Bungkul Surabaya, Minggu(25/8/2019) pagi, sejak pukul 06.00 Wib, untuk mengikuti aksi solideritas Tagar(#)SurabayaPapuaBersaudara.
Mereka terlihat berbaur untuk bernyanyi dan berjoget bersama menikmati alunan music dari salah satu grup band yang beberapa personilnya berasal dari Papua.
Grup band yang bernama Abouhwim Band cukup menghibur para pengunjung CFD mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua untuk berdendang dan menari bersama.
Daniel Mabamba, seorang warga asli Papua yang turut menikmati gelaran CFD di sekitaran Taman Bungkul, nampak sangat antusias mengikuti pertunjukkan musik Abouhwim band.
Pada kesempatan tersebut, Daniel mengaku merasakan suasana yang lebih berbeda selama dirinya tinggal di Surabaya. Masyarakat Surabaya, kata dia, sangat ramah dan saling menghormati satu sama lain.
“Semua bisa hidup bergandengan di sini, dan kami juga merasa senang, dan merasa nyaman tinggal di Kota Surabaya,” paparnya di sela aktivitasnya di acara CFD Taman Bungkul Surabaya.
Ia sangat menikmati alunan musik yang disajikan oleh para personil Abouhwim Band. Apalagi, lanjut Daniel, ketika memainkan lagu-lagu daerah, seperti; lagu Sajojo, Aku Papua, Tanah Papua, Tanjung Perak, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan dan lagu Maumere.
“Tadi kita menari lagu Sajojo dan teman-teman yang dari panggung juga menyanyikan lagu-lagu Papua dan itu membuat kami senang, sekaligus bangga,” ungkap pemuda asli Sorong Papua itu.
Dalam pertunjukkan musik diarea CFD ini, keakraban antar etnis nampak terlihat, apalagi saat para anak-anak dan pemuda Papua bergandengan tangan dengan ribuan masyarakat Surabaya untuk bernyanyi sambil menari keliling memutari Taman Bungkul. Suasana keakraban semakin haru ketika satu-sama lain saling berpelukan, usai bernyanyi dan menari bersama.
Pemandangan seperti ini, seharusnya digelar sesering mungkin agar hubungan warga Papua dan suku etnis lainya dengan warga kota Surabaya kian romantis yang bisa menepis isu-isu tentang ancaman keretakan kesatuan bangsa.
Menurut Daniel, keberagaman etnis masyarakat ini, membuat kota Surabaya kian nyaman untuk tempat tinggal. Apalagi, selama ini banyak mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di Surabaya juga.
âSetiap mahasiswa yang dari Papua juga merasa nyaman di Surabaya dan semua masyarakat menganggap sama, tidak membeda-bedakan,â paparnya.
Ia berharap, keberagaman masyarakat di Surabaya bisa terus terjaga, sehingga Kota Surabaya menjadi simbol kota yang nyaman dan aman untuk disinggahi berbagai elemen masyarakat dari semua suku etnis di Indonesia.
âKarena kita satu Indonesia dan kita sama. Tidak ada perbedaan masyarakat satu dengan yang lain,â tandasnya.
Di waktu yang sama, Tri Buana Tunggal Dewi Rahma, warga asli Surabaya mengaku, sangat antusias menikmati pertunjukkan CFD Minggu(25/8/2019) pagi ini. Apalagi menurutnya, ribuan masyarakat dari berbagai daerah bisa berbaur, bernyanyi, dan berjoget bersama. âSemoga kebersamaan ini terus terjaga, karena kita semua sama, satu saudara, satu Indonesia,â pungkas Rahma.(robby/r7)