D-ONENEWS.COM

Agung Mulyono: Pemerintah Harus Perhatikan Nasib Petani Lewat Resi Gudang

Foto: Agung Mulyono

Surabaya (DOC)- Rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP) tidak lepas dari minimnya pemanfaatan resi gudang. Gudang yang seharusnya dimanfaatkan untuk menyimpan komoditi pertanian saat datang panen raya, kenyataannya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Akibatnya harga komoditi di pasaran drop dan petani mengalami kerugian.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Agung Mulyono menegaskan, seharusnya dinas terkait memanfaatkan resi gudang ini secara maksimal. Mengingat keberadaanya dijamin oleh asuransi Jamkrida serta dapat melindungi petani dari kerugian akibat tidak adanya tempat penampungan komoditas saat panen raya.

“Saya selalu memperhatikan, setiap panen raya dimana hasil komoditas berlimpah, namun tidak ada tempat penampungan. Akibatnya ditaruh di luar dan rusak sehingga harganya drop. Padahal pemerintah bisa memanfaatkan resi gudang untuk menampung hasil panen agar haganya tetap stabil di pasaran,” kata Agung Mulyono, Kamis (21/11/2019).

Bahkan, menurut Agung, jika resi gudang dimanfaatkan secara maksimal akan dapat mendongkrak pendapatam petani lewat NTP. Salah satunya tomat. Saat panen raya di pasaran harganya sangat murah, yakni Rp 500/kg atau tidak sebanding dengan saat menanam. Akibatnya petani malas memanen karena upahnya tak sebanding dengan harga di pasaran yang sebelumnya Rp 4 ribu/kg.

Itu artinya, perlindungan pemerintah terhadap petani kurang maksimal.Jika ini dibiarkan lambat laun dikhawatirkan banyak petani yang beralih profesi karena menjadi petani tidak menjamin hidup layak.

“Lihat saja para anak petani. Mereka memilih bekerja di pabrik daripada melanjutkan pekerjaan orangtuanya menjadi petani. Karena kehidupan mereka tidak bisa menjamin hidup layak. Sementara pemerintah berkeinginan Jatim menjadi wilayah agro, sehingga untuk kehidupan dan kesejahteraan petani perlu diperhatikan,” tegas politisi asal Partai Demokrat ini.

Untuk itu, lanjut Agung, OPD terkait harus ikut medukung gagasan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk menciptakan Jatim sebagai provinsi agro. “Salah satunya dengan mengalokasikan anggaran yang dimilikinya secara optimal,” jelas dokter yang berasal dari Banyuwangi ini. (jipin)

Loading...

baca juga