D-ONENEWS.COM

Stand Pasar Turi Baru Buka Serentak 31 Juli, Keluhan Pedagang Diberi Kemudahan

Surabaya,(DOC) – Seluruh stand pedagang Pasar Turi Baru rencananya akan buka serentak paling lambat pada 31 Juli 2022 mendatang.

Rencana buka serentak itu di sosialisasikan oleh managemen Pasar Turi Baru kepada para pemilik stand yang berlangsung hari ini, Minggu(26/6/2022) petang.

Dalam acara sosilasisasi tersebut, para pedagang di beri kesempatan untuk bertanya jawab dengan pihak pengelola. Sekalipun para pedagang menyampaikan keluhan-keluhannya dengan keras, seputar status kepemilikan stand dan kewajiban iuran pedagang.

Salah satu pedagang Pasar Turi Baru, Asen menyampaikan sejumlah tuntutan para pedagang. Yakni di antaranya besaran daya listrik wajib, minimal 450 watt perstand dengan tanpa ada tambahan biaya.

Selain itu, biaya listrik harus sesuai dengan pemakaian atau sesuai meteran. “Sejak awal, kami di janjikan daya sebesar 450 watt. Namun, kenyataannya dayanya baru 110 watt,” ungkap Asen.

Penyediaan fasilitas umum juga harus tersedia dan berfungsi normal. “Harus di kebut pembenahan toiletnya, meteran listrik, ruangan stand, rolling door, lantai, lahan parkir, gorong gorong, cat, AC, eskalator, dan lift harus berjalan optimal,” tambahnya.

Asen menambahkan, denda keterlambatan pembukaan gedung selama 7 tahun yang harus di bayar tunai ke pedagang sesuai PPJB (5 persen dari harga beli stand). “Sampai saat ini kami belum terima pembayaran denda ini,” kata Asen.

Selain itu, sertifikat stand tetap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun atau Strata Title. “Jadi, bukan Hak Pakai. Ini sesuai PPJB. Sebagai pedagang baru, kami sudah membayar harga sesuai dengan harga hak milik. Tentu harapannya ini bisa terrealisasi,” katanya.

Bagi pedagang lama yang belum mendapatkan stand, namun masuk dalam buku stand dan buku induk atau di bukti yang lain, harus segera di beri hak standnya.

Sementara itu, General Manager Pasar Turi Baru Teddy Supriyadi memastikan, bahwa seluruh stand pedagang akan buka paling lambat 31 Juli mendatang. Terkait dengan sejumlah masukan pedagang, pihaknya telah menyampaikan sejumlah kemudahan.

“Banyak yang menggantungkan nasib dari sini. Kami juga berkerja keras untuk mendatangkan pembeli sebanyak mungkin. Namun, itu tak cukup kalau tak ada dukungan dari pedagang untuk membuka toko secara serentak,” katanya.

Sejumlah kemudahan yang di berikan di antaranya adalah menyetujui permohonan pedagang yang ingin migrasi. Dari sebelumnya menggunakan sistem prabayar (smart card) menjadi sistem pascabayar.

Daya tarif yang di sediakan 900 VA. Tarif listrik sebesar Rp2 ribu per-KWH.

Namun berdasarkan kontrak bersama PLN, minimum jam nyala harus 110 jam perbulan. “Begitupun bagi yang tak ingin bermigrasi. Daya tetap 100 watt dengan biaya 200 ribu per bulan perstan,” katanya.

Terkait perbaikan infrastruktur, Teddy memastikan bahwa seluruh fasilitas telah lengkap. Termasuk soal perbaikan lantai, eskalator, pendingin ruangan, toilet, hingga pembangunan tempat ibadah.

“Jumlah infrastruktur yang membutuhkan perbaikan ini cukup banyak sehingga memang butuh waktu. Namun, kami pastikan ini telah siap bahkan kami tak libur,” ujarnya.

Pihak pengelola juga akan membantu pemasaran dengan menggelar berbagai even di Pasar Turi untuk menarik pembeli. “Kami ingin mengembalikan kejayaan Pasar Turi sebagai Pusat Grosir terbesar di Indonesia, khususnya Indonesia Timur. Namun ini tak bisa sekejap. Di awali dengan kelas retail terlebih dahulu,” katanya.

Terkait dengan permintaan sertifikat stand tetap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (Strata Title), pihak pengelola tetap mengacu pada putusan pengadilan yang telah memastikan penggunaan stan dengan sertifikat hak pakai.

“Sekalipun, pengelola tetap berusaha mendorong Pemkot Surabaya memperpanjang pinjam pakai selama 25 tahun. Dari yang awalnya terhitung mulai tahun 2010 menjadi tahun awal di 2022. Mengingat, Pasar Turi yang belum bisa di gunakan sebelumnya,” jelasnya.

Mengenai penerbitan buku stan, sambung Teddy, rencanya akan berlangsung pada Agustus mendatang. Hal ini sebagai kepastian pedagang, agar bisa berjualan dengan nyaman.

Sedangkan bagi pedagang yang telah memberikan deposit kunci maka akan mendapat kompensasi yang tertuang dalam pembayaran Service of Charge.

Selain kemudahan, pihak pengelola juga akan memberikan sejumlah kompensasi apabila pedagang membuka standnya lebih awal. Yakni di antaranya, pembebasan service of charge sampai Desember 2022.

“Syaratnya, pembebasan service of charge di berikan tiap bulan berdasarkan absensi masing-masing stand. Untuk bisa mendapatkan pembebasan service of charge, pedagang harus buka 75 persen dari total hari,” jelasnya.

Sebaliknya, bagi pedagang yang belum juga membuka stan hingga 31 Juli, maka akan mendapat denda, Rp 50 ribu perhari dengan service of charge di hitung mulai 1 Juli 2022.

“Ini sebagai bentuk menjaga komitmen bersama. Bahwa untuk bisa menghidupkan kembali Pasar Turi, perlu kerjasama seluruh pihak. Juga demi menyelamatkan aset para pedagang,” pungkasnya.(robby/r7)

Loading...

baca juga